DILI-Anak usaha PT Telekomunikasi Indonesia Tbk, PT Telekomunikasi Indonesia International menargetkan pendapatan tahun ini sebesar Rp1,5 triliun, salah satunya melalui pengembangan jaringan baru di lima negara Asia.
Chief Executive Officer Telekomunikasi Indonesia International (Telin) Syarif Syarial Ahmad menuturkan perseroan berniat meraih pendapatan Rp1,5 pada tahun ini, kontribusi salah satunya dari pembukaan jaringan seluler di lima negara Asia, yakni Myanmar, Malaysia, Taiwan, Macau, dan Korea Selatan.
"Kami sedang sosialisasi mau masuk Myanmar. Kami mendapat invitation dari Myanmar untuk mendapat lisensi di sana," katanya, Jumat(18/1/2013).
Menurut dia, Myanmar menyediakan empat lisensi jaringan seluler, dua di antaranya sudah diberikan kepada provider nasional yg dimiliki pemerintah Myanmar, sisanya dua lisensi akan diberikan kepada penyedia layanan internasional.
Lisensi yang akan diberikan yakni untuk 2G, 3G, fixline, data, dan ISP dengan jangka waktu 15 tahun.
"Kami sedang buat proposal terkait profil dan performance-nya. Tanggal 25 Januari nanti diajukan, 10 hari kemudian mendapat keputusan," jelasnya.
Sementara itu, perseroan juga tengah menyusun strategi membuka jaringan seluler di Malaysia, Taiwan, Macau, dan Korea Selatan. Namun Syarif enggan menjelaskan lebih detail perkembangan proses ekspansi tersebut.
Selain dari bisnis baru, Telin juga ingin meningkatkan ekspansi lamanya di Singapura, Malaysia, dan Hongkong. Sampai saat ini, kontribusi pendapatan terbesar berasal dari entitas Telin Singapura dengan rata-rata tahunan Rp500 miliar, sementara pendapatan dari bisnis Telin Hongkong tercatat Rp250 miliar.
"Kalau di Singapura itu whole sale traffic, data center, dan internet sub. Misalnya ada operator ISP yang mau masuk ke Yahoo, Google butuh jaringan maka kami sediakan," sebutnya.
Pendapatan perseroan juga akan didorong oleh kinerja outsourch Telin dari dalam negeri, seperti internet half dan penyewaan jaringan kabel untuk AAB.(msb)