Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Permintaan sukuk global Indonesia tembus US$6,5 miliar

JAKARTA: Penawaran Sukuk Global senilai US$1 miliar mengalami kelebihan permintaan sebanyak 6,5 kali atau US$6,5 miliar dari 250 investor.Direktur Jenderal Pengelolaan Utang Kemenkeu Rahmat Waluyanto mengatakan Pemerintah Indonesia melalui  SPV

JAKARTA: Penawaran Sukuk Global senilai US$1 miliar mengalami kelebihan permintaan sebanyak 6,5 kali atau US$6,5 miliar dari 250 investor.Direktur Jenderal Pengelolaan Utang Kemenkeu Rahmat Waluyanto mengatakan Pemerintah Indonesia melalui  SPV Perusahaan Penerbit SBSN Indonesia 2 telah melakukan pricing USD Global Sukuk senilai US$1 miliar dengan tenor 7 tahun pada kemarin."Harga 'at par' pada yield atau kupon 4%," katanya melalui pesan singkat, siang ini.Dia menerangkan dalam proses penawarannya, Sukuk Global mengalami kelebihan permintaan US$6,5miliar atau sebanyak 6,5 kali dari 250 investor."Transaksi tersebut sebagai lanjutan dari pertemuan dengan investor di Timur Tengah pada Oktober," jelasnya.Menurutnya, tujuan penerbitan Sukuk Global adalah untuk memenuhi target pembiayaan APBN 2011 dengan jumlah total penerbitan gross SBN Rp201,5triliun. "Tujuan lain  untuk diversifikasi intrumen pembiayaan APBN dan mengembangkan pasar sukuk Indonesia di pasar keuangan syariah internasional," tambahnya.Lebih lanjut Rahmat menerangkan rincian alokasi investor menurut wilayahnya yaitu 30% investor Timur Tengah, 12% Indonesia, 18% Eropa, 32% Asia, dan 8% US.  "Jenis investor terbesar adalah Fund Management yaitu 59%, sisanya bank dan bank sentral, sovereign wealth funds," tutur Rahmat.Listing direncanakan di Singapore Stock Exchange dengan jadwal setelmen pada 21 November 2011. "Rating Indonesia BB+/S&P's, Ba1/Moody's, BB+/Fitch," ujar Rahmat.Penerbitan Sukuk Global kali ini merupakan yang kedua sejak 2009. Sukuk Global pertama diterbitkan pada April 2009 dengan yield 8,8% dan tenor 5 tahun. "Sebagai perbandingan Italy dengan rating investment grade A2, baru saja menerbitkan bond 5tahun dengan yield 6,29%," tambahnya. (faa)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper