Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rapat OPEC Siap Bahas Penambahan Produksi Minyak Mentah

Organisasi Negara Pengekspor Minyak Mentah atau OPEC menjadwalkan pertemuan pada 22 Juni 2018 untuk membahas rencana peningkatan produksi meski terkendala keterbatasan eksplorasi dan diperkirakan mencapai jalan buntu.
Sebuah soket pompa yang pernah digunakan untuk membantu mengangkat minyak mentah dari sumur Eagle Ford Shale, Dewitt County, Texas, Amerika Serikat./Reuters
Sebuah soket pompa yang pernah digunakan untuk membantu mengangkat minyak mentah dari sumur Eagle Ford Shale, Dewitt County, Texas, Amerika Serikat./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA—Organisasi Negara Pengekspor Minyak Mentah atau OPEC menjadwalkan pertemuan pada 22 Juni 2018 untuk membahas rencana peningkatan produksi meski terkendala keterbatasan eksplorasi dan diperkirakan mencapai jalan buntu.

Dalam mendorong pergerakan harga minyak mentah dunia yang jatuh sejak beberapa tahun terakhir, OPEC memberlakukan pemangkasan produksi dan kini mulai menikmati kembali menguatnya harga minyak dunia di atas kisaran US$60 per barel.

Menteri Perminyakan Arab Saudi Khalid Al-Falih berkomitmen meyakinkan kepada sesama menteri OPEC pada pertemuan selanjutnya bahwa organisasi harus sepakat untuk meningkatkan produksi.

Al-Falih bahkan telah mempersiapkan diri bahwa kondisi minyak global bakal kembali seperti 2011 dan pertemuan kala itu dinilai sebagai rapat OPEC terburuk karena tidak mencapai kesepakatan.

Di sisi lain, pada April lalu, dia mengatakan bahwa kebijakan pemangkasan produksi OPEC harus diperpanjang.

“Selama ini, OPEC punya batas atas produksi yang belum berubah selama 2,5 tahun, Saudi melihat bahwa pasar semakin memanas dan memutuskan membutuhkan lebih banyak minyak dari kelompok produsen [OPEC],” ungkapnya dilansir dari Bloomberg, Minggu (3/6/2018).

Dalam rencana pertemuan OPEC ke depan, Arab Saudi harus meyakinkan rekanan untuk kembali menghasilkan pasokan minyak setara dengan 7 tahun lalu atau sebanyak 30 juta barel per hari.

Hanya saja, saat ini anggota OPEC yakni Iran dan Venezuela tidak bisa menambah produksinya karena terkena sanksi dan mengalami kendala pasokan sehingga menolak usulan Saudi untuk menaikkan produksi.

Iran kemungkinan menurunkan produksi 1 juta–1,2 juta barel per hari. Sementara itu, Venezuela tidak lagi memiliki persediaan minyak untuk menyepakati peningkatan produksi karena industri runtuh setelah ketegangan ekonomi politik.

Produksi Venezuela anjlok 520.000 barel per hari sejak Oktober 2016, dibandingkan dengan penurunan produksi yang dijanjikan sebelumnya hanya 95.000 barel per hari.

Pada Sabtu (2/6), Al-Falih telah melakukan pertemuan dengan rekanan dari teluk Arab di Kuwait sebagai upaya untuk mengarahkan kesepakatan pertemuan pada rencana peningkatan produksi.

Adapun, pembatasan produksi pada saat ini kemungkinan membawa OPEC kembali ke keadaan 2016 saat negara anggota dan sekutu menyepakati kebijakan penghentian pemangkasan produksi sehingga menambah pasokan hingga 800.000 barel per hari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper