Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Jepang berhasil rebound dan mengakhiri pergerakannya di zona hijau pada perdagangan hari ini, Kamis (15/3/2018), setelah sempat tertekan akibat dampak skandal yang melibatkan Perdana Mentei Shinzo Abe dan Menteri Keuangan Taro Aso.
Indeks Topix hari ini dibuka dengan pelemahan 0,32% atau 5,64 poin di level 1.737,57 dan berakhir naik tipis 0,02% atau 0,39 poin di level 1.743,60. Dari 2.057 saham pada indeks Topix, 753 saham di antaranya menguat, 1.207 saham melemah, dan 97 saham stagnan.
Saham Nintendo Co. Ltd. dan Keyence Corp. yang masing-masing menguat 1,70% dan 1,43% menjadi pendorong utama terhadap rebound Topix pada akhir perdagangan hari ini.
Adapun indeks Nikkei 225 hari ini berakhir naik 0,12% atau 26,66 poin di level 21.803,95, setelah dibuka di zona merah dengan pelemahan 0,34% atau 73,15 poin di posisi 21.704,14.
Sebanyak 82 saham menguat, 135 saham melemah, dan 8 saham stagnan dari 225 saham pada indeks Nikkei. Saham TDK Corp. yang menanjak 3,69% menjadi pendorong utama terhadap rebound Nikkei, diikuti FamilyMart UNY Holdings Co. Ltd. (+1,92%) dan Marui Group Co. Ltd. (+7,38%).
Bursa Jepang mampu rebound bahkan ketika mata uang yen menguat. Nilai tukar yen terpantau menguat 0,20% atau 0,21 poin ke posisi 106,12 per dolar AS pada pukul 14.38 WIB, setelah berakhir terapresiasi 0,23% di posisi 106,33 pada perdagangan Rabu (14/3).
Baca Juga
Dilansir Bloomberg, saham peritel, perusahaan jasa, dan telekomunikasi merupakan pendorong terbesar untuk indeks Topix saat kinerja bank dan perusahaan kereta api menyeretnya.
Sementara itu, saham operator department store Marui Group Co. membukukan kinerja terbaik pada Nikkei 225 Stock Average, dengan lonjakan sekitar 7,4% setelah Goldman Sachs Group Inc. menaikkan peringkatnya menjadi ‘buy’ dari ‘neutral’.
Di sisi lain, PM Abe dan wakilnya, Menteri Keuangan Taro Aso, pada Rabu (14/3) menyanggah kepada parlemen bahwa mereka menginstruksikan Departemen Keuangan mengubah dokumen yang terkait dengan penjualan lahan publik ke yayasan pendidikan Moritomo Gakuen.
“Pasar telah memperhitungkan ketidakpastian politik di Jepang dan AS sampai batas tertentu dan ada sedikit berita negatif untuk mendorong saham turun lebih jauh,” kata Kenji Ueno, seorang fund manager di Sompo Japan Nipponkoa Asset Management Co., seperti dikutip Bloomberg.