Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Danareksa Sekuritas: Minat Asing Terhadap Obligasi Indonesia Masih Tinggi

Sejumlah kalangan menyakini minat investor terhadap pasar obligasi Indonesia masih akan tinggi, meskipun aktivitas transaksi saat ini cenderung berkurang akibat tingginya volatilitas di pasar obligasi global yang berdampak pula pada volatilitas domesik.
Ilustrasi/Bisnis.com
Ilustrasi/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA — Sejumlah kalangan menyakini minat investor terhadap pasar obligasi Indonesia masih akan tinggi, meskipun aktivitas transaksi saat ini cenderung berkurang akibat tingginya volatilitas di pasar obligasi global yang berdampak pula pada volatilitas domesik.

Saat ini, investor obligasi cenderung menahan diri untuk kembali masuk ke pasar. Hal ini menyebabkan aktivitas transaksi cenderung berkurang dibandingkan Januari lalu, baik di pasar primer maupun di pasar sekunder.

Di pasar primer, permintaan investor dalam lelang Surat Utang Negara atau SUN yang digelar Selasa (13/2) mencapai Rp45,85 triliun, terus turun dibandingkan tiga lelang SUN sebelumnya sejak awal tahun yang berturut-turut mencapai Rp86,2 triliun, Rp74,47 triliun, dan Rp47,23 triliun.

Tren yang sama terjadi pula di pasar sekunder. Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) mencatat aktivitas transaksi Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder pada Januari 2018 meningkat signifikan dibandingkan 2017.

Rata-rata volume transaksi harian SBN bulan Januari 2018 mencapai Rp22,62 triliun, sementara frekuensinya mencapai 1.395 kali. Padahal, transaksi harian tertinggi 2017 lalu terjadi pada bulan September 2017, itu pun dengan volume Rp19,75 triliun dan frekuensi 1.363 kali. Di bulan-bulan lainnya jauh lebih rendah.

Namun, setelah aktivitas transaksi obligasi memuncak pada Januari 2018, rata-rata volume transaksi harian pada awal Februari 2018 hingga Jumat pekan lalu hanya Rp15,89 triliun per hari dengan frekuensi hanya 655 kali per hari.

Amir Dalimunthe, Fixed Income Analyst Danareksa Sekuritas, mengatakan bahwa likuiditas pasar memang cenderung tinggi di akhir tahun dan awal tahun. Adanya sentimen positif peningkatan peringkat oleh Fitch Ratings di akhir 2017 menyebabkan aktivitas investor pada Januari tahun ini meningkat pesat.

Dirinya menilai, cukup wajar bila aktivitas transaksi saat ini mulai mereda, sebab sebagian besar investor sudah mengambil posisi di pasar obligasi. Namun, aktivitas transaksi menjadi kian melambat pada awal Februari akibat tingginya volatilitas di pasar global seiring meningkatnya ekspektasi peningkatan inflasi Amerika Serikat setelah rilis data ketenagakerjaan mereka.

Faktor ekspektasi inflasi serta potensi peningkatan supply US Treasury akibat tax cut mendorong yield US Treasury 10 tahun semakin meningkat hingga kini mencapai 45,3 bps ytd ke posisi 2,86%. Hal ini menekan pasar keuangan global, termasuk pasar obligasi dan saham di Indonesia.

Investor asing cenderung meninggalkan pasar negara berkembang, termasuk Indonesia. Investor asing telah melakukan jual bersih senilai Rp14,24 triliun sepanjang Februari 2018, padahal sepanjang Januari 2018 tercatat net buy Rp33,62 triliun. Investor asing mulai marak melakukan aksi jual sejak akhir Januari 2018.

Amir menilai, kecenderungan melemahnya aktivitas transaksi di pasar obligasi saat ini serta keluarnya investor asing lebih banyak disebabkan karena pasar yang cenderung bersikap menunggu dan melihat, ketimbang melakukan penjualan besar-besaran karena panik.

Menurutnya, investor akan kembali aktif dalam waktu dekat karena pasar obligasi Indonesia justru sangat baik, didukung oleh fundamental ekonomi yang kuat.

“Investor cuma tahan posisi sambil melihat arah US Treasury apakah akan tetap stay atau ada ruang untuk turun lagi. Market Indonesia sendiri sebetulnya masih lumayan oke karena meskipun yield US Treasury naik 40-an bps, kita hanya naik sedikit [5,7 bps],” katanya kepada Bisnis.com, Selasa (13/2/2018).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ana Noviani

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper