Bisnis.com, JAKARTA - Emiten properti, PT Lippo Karawaci Tbk. memperoleh lampu hijau untuk melaksanakan rights issue dengan menerbitkan saham baru sebanyak 1,45 miliar lembar.
Dalam keterbukaan informasi, Jumat (15/12/2017), penawaran umum terbatas (PUT) IV dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) telah memperoleh persetujan dari pemergang saham. Pemegang saham yang tidak melaksanakan HMETD maka akan terkena dilusi hingga 5,99%.
Adapun dana PUT LPKR ini akan digunakan untuk mempertahankan atau menambah kepemilikan perseroan dalam PT Lippo Cikarang Tbk. (LPCK) dalam rangka penambahan modal dengan HMETD LPCK, perusahaan anak dan sisanya akan digunakan untuk modal kerja perusahaan atau perusahaan anak lainnya.
Presiden Direktur LPKR, Ketut Budi Wijaya mengucapkan terima kasih atas dukungan dengan melakukan PUT, sehingga LPKR dapat mempertahankan kepemilikan di LPCK. Target dana yang diincar oleh LPKR dalam rights issue sekitar Rp600 miliar.
Dalam rapat umum pemegang saham luar biasa (LPKR), LPKR juga melakukan pergantian jajaran direksi. RUPSLB LPKR juga menerima pengunduran diri dari Lee Heok Seng, Jenny Kuistono dan Johanes Jany sbagai direktur. Lalu, RUPSLB perseroan mengangkat Wijaya Subekti sebagai direktur.
LPKR juga telah mendirikan dan mensponsori dua REIT yang tercatat di Bursa Efek Singapura, yakni First Real Estate Trust (First REIT) dan Lippo Malls Indonesia Retail Trust (LMIR Trust). Adapun jumlah kapitalisasi pasar LPKR di Bursa Efek Indonesia mencapai Rp12,8 triliun atau sekitar US$956 juta per 8 Desember 2017.
Hingga kuartal III/2017, LPKR telah membukukan prapenjualan telah mencapai Rp5,4 triliun hingga kuartal III/2017. Dari nilai Rp5,4 triliun, dicatatkan bahwa kontribusi prapenjualan paling besar dari Meikarta yakni senilai Rp4,9 triliun hingga September 2017.
Ketut menuturkan saat pasar properti melemah, perseroan malah memutarbalikkan tren dengan meluncurkan produk baru. Sejak diluncurkan pada awal Mei 2017, proyek Meikarta telah berkontribusi hingga 90,7% terhadap prapenjualan LPKR. Ketut Budi menambahkan angka senilai Rp5,4 triliun merupakan angka pra penjualan tertinggi sepanjang sejarah LPKR.
Sebagai informasi, LPKR memiliki dua anak perusahaan publik utama yakni Lippo Cikarang dan Gowa Makassar Tourism Development masing-masing sebanyak 54,4% dan 62,7%. Saat ini LPKR telah mengembangkan kawasan perkotaan di Lippo Cikarang, Bekasi dan Tanjung Bunga di Makassar.
Selain itu, LPKR juga memiliki 51,05% dari PT Siloam International Hospitals Tbk. (SILO), jaringan rumah sakit swasta terbesar di Indonesia dan mengoperasikan 31 rumah sakit modern di 22 kota yang tersebar di Idnonesia, terdiri dari 12 rumah sakit di Jabodetabek dan 19 rumah sakit di Jawa, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Bali dan Nusa Tenggara.