Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

HARGA MINYAK: Produksi Libya Naik, WTI Turun 1%

Harga minyak WTI kontrak Juni 2017 berakhir turun 0,99% atau 0,49 poin ke US$48,84 per barel, setelah dibuka turun 0,32% di posisi 49,17.
Harga Minyak WTI/Reuters
Harga Minyak WTI/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan harga minyak mentah berakhir turun satu persen pada perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), akibat faktor kenaikan produksi minyak mentah di Libya dan Amerika Serikat (AS) yang mengimbangi upaya pemangkasan produksi yang dipimpin oleh OPEC.

Harga minyak WTI kontrak Juni 2017 berakhir turun 0,99% atau 0,49 poin ke US$48,84 per barel, setelah dibuka turun 0,32% di posisi 49,17.

Adapun patokan Eropa minyak Brent untuk kontrak Juli 2017 ditutup merosot 1,02% atau 0,53 poin ke US$51,52, setelah dibuka turun 0,33% atau 0,17 poin di posisi 51,88.

Seperti dilansir Reuters (Selasa, 2/5/2017), harga minyak mentah AS telah turun hampir 9% sejak 11 April, akibat terbebani oleh lambatnya laju penurunan jumlah persediaan minyak di seluruh dunia, bahkan setelah sejumlah produsen minyak utama tahun lalu sepakat untuk memangkas produksi sebesar 1,8 juta barel pada paruh pertama tahun ini. 

Organisasi negara-negara pengekspor minyak bumi (Organization of the Petroleum Exporting Countries/OPEC) dan sejumlan negara non-OPEC dijadwalkan bertemu pada 25 Mei untuk mendiskusikan apakah akan memperpanjang upaya pemangkasan.

Mengingat jumlah persediaan tetap tinggi dan tingkat harga mencapai separuh level yang diraih pada pertengahan 2014, sejumlah anggota OPEC termasuk eksportir top Arab Saudi pun mendukung untuk memperpanjang langkah pembatasan produksi.

Sementara itu, National Oil Company di Libya menyatakan bahwa tingkat produksi telah naik melebihi 760.000 bph, tertinggi sejak Desember 2014, dan berencana untuk tetap mendorong produksi.

Libya dikecualikan dari kesepakatan pemangkasan produksi akibat konflik bersenjata di negara tersebut yang telah mengeringkan produksinya secara keseluruhan.

Di sisi lain, perusahaan jasa energi Baker Hughes, para pengebor minyak di AS menambah sembilan rig minyak pekan lalu lalu. Dengan demikian, jumlah rig mencapai angka terbesar sejak April 2015. Produksi minyak mentah C-OUT-T-EIA di AS pun berada di titik tertinggi sejak Agustus 2015.

“Selama periode empat bulan berjalan upaya pengurangan produksi, kita belum melihat pengurangan yang cukup besar dalam persediaan bahan bakar minyak global,” papar McGillian dari perusahaan konsultan minyak Tradition.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper