Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas berpotensi terus menguat setelah Federal Reserve memberi sinyal untuk tidak menaikkan suku bunga acuannya lebih cepat pada tahun ini. Secara mingguan, pada pekan ini harga emas pun berbalik menguat setelah pergerakan sepekan sebelumnya mengalami pelemahan.
Pada penutupan perdagangan akhir pekan ini, harga emas Gold Spot mencatatkan kenaikan sebesar 0,22% menjadi US$1.229 per troy ounce. Adapun, harga emas batangan Antam di Jakarta berada pada kisaran Rp593.000 per gram dengan harga buyback senilai Rp524.000 per gram.
Secara mingguan, harga emas Gold Spot mampu bangkit menjadi menguat sebesar 2,07% pada pekan ini. Pada pekan sebelumnya, harga emas menyusut sebesar 2,4%.
Tren harga logam mulia itu sempat mengalami tren penurunan sejak 24 Februari 2017 sampai menemui titik terendah pada tahun ini 14 Maret 2017. Pada periode itu, harga emas menyusut sebesar 4,61% hingga ke US$1.199 per troy ounce, tetapi setelahnya harga emas kembali bangkit sebesar 2,5% sampai posisi penutupan akhir pekan ini.
Analis Pasar ThinkMarket U.K Ltd. Naeem Aslam mengatakan, harga emas berjangka langsung mulai kembali menguat seiring langkah Federal Reserve (The Fed) selanjutnya tidak akan bergerak lebih agresif dan cenderung menaikkan suku bunga secara bertahap seperti, rencana sebelumnya.
“The Fed pun tampaknya tidak akan memberikan sinyak Hawkish [arah pengetatan moneter] lagi dalam jangka dekat,” ujarnya seperti dilansir Bloomberg pada Sabtu (18/3/2017).
Baca Juga
Permintaan emas pun mengalami kenaikan seiring dengan proyeksi ekonomi Amerika Serikat (AS) dari The Fed kalau pemulihan ekonomi tidak akan terjadi lebih cepat.