Medikaloka Hermina (HEAL)
PT Medikaloka Hermina Tbk. (HEAL), di satu sisi, membukukan piutang usaha dari BPJS lebih besar ketimbang MIKA. Emiten pengelola RS Hermina ini membukukan piutang usaha dari BPJS senilai Rp665,73 miliar per Juni 2025. Meskipun begitu, total piutang BPJS terhadap HEAL susut 8,40% sepanjang tahun berjalan 2025 dari Rp726,82 miliar pada Desember 2024.
Di satu sisi, HEAL membukukan aset lancar yang meningkat sepanjang 2025 menjadi Rp2,89 triliun pada Juni 2025, dari Rp2,04 triliun pada Desember 2024. Dengan begitu, rasio piutang BPJS terhadap aset HEAL sebesar 23,02%.
Peningkatan aset lancar HEAL terutama disumbangkan oleh peningkatan aset pada kas dan bank perseroan hingga 120,04% YtD menjadi Rp1,41 triliun per Juni 2025.
Dari sisi profitabilitas, HEAL membukukan pendapatan yang naik sebesar 1,32% year on year (YoY) sepanjang semester I/2025. Pendapatan HEAL naik dari Rp3,34 triliun pada paruh pertama 2024 menjadi Rp3,38 triliun pada periode yang sama 2025.
Kenaikan pendapatan HEAL terutama disumbangkan oleh pengoperasian rumah sakit perseroan di Pulau Jawa, yang menyumbang hingga Rp2,89 triliun pada paruh pertama 2025.
Tipisnya kenaikan pendapatan HEAL, tidak sebanding dengan kenaikan beban pokok pendapatan hingga 9,90% YoY menjadi Rp2,26 triliun pada paruh pertama 2025.
Alhasil, HEAL harus membukukan penyusutan laba bersih pada 2025. Bahkan, laba periode berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk atau laba bersih HEAL susut hingga 34,47% YoY dari Rp343,15 miliar pada paruh pertama 2024 menjadi Rp224,84 miliar pada periode yang sama 2025.
Analis BRI Danareksa Sekuritas Ismail Fakhri dan Wilastita Muthia menerangkan, susutnya laba bersih HEAL pada paruh pertama 2025 disebabkan oleh melemahnya pendapatan HEAL dari BPJS akibat verifikasi yang ketat pada paruh pertama 2025.
Hal itu dinilai mengganggu strategi HEAL yang selama ini bergantung pada volume, karena pertumbuhan biaya operasional utama yang tidak seimbang terhadap pendapatan.
"Selain itu, kontribusi rawat inap pasien swasta menurun, yang menyebabkan penurunan intensitas layanan sehingga margin gagal dipertahankan," katanya dalam riset yang dipublikasikan Selasa (5/8/2025).