Bisnis.com, JAKARTA — Harga emas terpantau naik tipis di tengah penguatan dolar AS yang mengimbangi sentimen positif dari lonjakan permintaan aset lindung nilai menyusul kebijakan tarif baru Presiden AS Donald Trump.
Melansir Reuters pada Jumat (11/7/2025), harga emas di pasar spot tercatat naik tipis 0,1% menjadi US$3.317,44 per troy ounce pada. Sementara itu, harga emas berjangka AS menguat 0,1% ke level US$3.325,70 per troy ounce.
Indeks dolar AS naik 0,2% pada hari yang sama. Dolar yang lebih kuat cenderung menekan daya tarik emas karena membuat logam mulia tersebut menjadi lebih mahal bagi investor yang menggunakan mata uang lain.
"Selama tidak ada eskalasi geopolitik besar, saya tidak melihat emas bisa menembus level US$3.400. Dalam waktu dekat, emas akan tetap bergerak dalam kisaran terbatas," ujar Daniel Pavilonis, Senior Market Strategist di RJO Futures.
Seperti diketahui, Presiden Trump kembali mengguncang pasar dengan mengumumkan tarif impor baru sebesar 50% untuk produk tembaga dan barang-barang dari Brasil, yang akan berlaku mulai 1 Agustus 2025.
Menurut Paul Wong, Market Strategist di Sprott Asset Management, daya tarik emas semakin meningkat di kalangan negara-negara berkembang yang melihat logam mulia ini sebagai aset tanpa risiko mitra (counterparty-free asset) di tengah ketidakpastian geopolitik global yang terus berlanjut.
Baca Juga
Sementara itu, risalah rapat The Fed pada Juni menunjukkan hanya beberapa pejabat yang mendukung pemangkasan suku bunga secepat bulan ini, sedangkan mayoritas tetap khawatir terhadap tekanan inflasi yang dipicu oleh kebijakan tarif.
Dari sisi data ekonomi, jumlah klaim tunjangan pengangguran di AS secara tak terduga turun pada pekan lalu, mengindikasikan bahwa perusahaan masih mempertahankan tenaga kerja meskipun ada sinyal perlambatan pasar tenaga kerja. Di pasar logam lainnya, harga perak spot melonjak 1,5% menjadi US$36,87 per troy ounce.
"Jika mampu menembus level US$35, peluang perak mencapai target US$40 semakin besar," ujar Wong.
Adapun harga platinum naik 0,5% menjadi US$1.353,55, sementara palladium meroket 3,9% ke level US$1.148,43 — level tertinggi sejak 3 Juli lalu.