Bisnis.com, JAKARTA - Dua emiten baru, PT Pancaran Samudera Transport Tbk. (PSAT) dan PT Asia Pramulia Tbk. (ASPR) dijadwalkan melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada esok hari, Selasa (8/7/2025).
Seremoni pencatatan perdana saham di BEI itu dilakukan setelah perseroan merampungkan initial public offering (IPO). Dalam IPO, PSAT menghimpun dana Rp200,11 miliar dan ASPR mengantongi Rp100,68 miliar.
Asia Pramulia menawarkan sebanyak-banyaknya 812.000.000 saham atau setara dengan 29,94% dari modal ditempatkan dan disetor setelah IPO. Saham perusahaan kemasan plastik itu dipatok di level Rp124 per saham.
Sementara itu, PT Pancaran Samudera Transport Tbk. (PSAT) mematok harga IPO Rp900 per saham dan menerbitkan 222.353.000 lembar saham.
"PT Pancaran Samudera Transport Tbk. (PSAT) sebagai perusahaan tercatat ke-15 dan PT Asia Pramulia Tbk. (ASPR) sebagai perusahaan tercatat ke-16 pada 2025," tulis pengumuman BEI, dikutip Senin (7/7/2025).
Berdasarkan catatan Bisnis, PSAT menargetkan pertumbuhan pendapatan hingga 15% usai menyelesaikan IPO. Direktur Pancaran Samudera Transport Wendi Arifin mengatakan PSAT berharap dapat mencetak pertumbuhan pada 2025.
“Target pertumbuhan [pendapatan] kami 10% sampai 15%. Karena kami tidak bisa terlalu agresif di kondisi saat ini,” ucap Wendi, pada paparan publik PSAT, di Jakarta, Selasa (24/6/2025).
Sebagai gambaran, PSAT meraih pendapatan Rp1,02 triliun pada 2023 dan turun menjadi Rp980,16 miliar pada 2024.
Sementara itu, Asia Pramulia mengalokasikan sebesar 50% dana hasil IPO untuk pembelian mesin pada segmen kemasan minuman, makanan, cat, dan kemasan lain seperti kosmetik, kimia, farmasi, hingga support utility.
“Sisanya, yaitu sekitar 50% digunakan untuk modal kerja, termasuk biaya operasional seperti biaya penambahan tenaga kerja dan pembelian bahan baku,” papar manajemen dalam keterbukaan informasi, Sabtu (21/6/2025).
Manajemen menerangkan, bahan baku yang ada saat ini hanya cukup digunakan untuk kapasitas produksi yang telah ada. Seiring rencana ekspansi perseroan, manajemen bakal menggunakan dana hasil IPO untuk membeli bahan baku tambahan.