Bisnis.com, JAKARTA – Emiten milik konglomerat Anthoni Salim PT Indofood Sukses Makmur Tbk. (INDF) telah memutuskan pembagian dividen kepada para pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar Jumat (20/6/2025).
Dalam RUPST INDF, perseroan sepakat membagikan dividen senilai Rp280 per lembar saham untuk tahun buku 2024. Dengan begitu, dividen ini akan menjadi yang terbesar secara nilai per lembar saham sejak tahun buku 2019. Nantinya, dividen ini akan dibayarkan INDF kepada para pemegang saham pada 23 Juli 2025.
Adapun berdasarkan data yang dihimpun Bisnis.com, besaran dividen per lembar saham yang dibagikan oleh INDF menyentuh nilai tertingginya sebesar Rp278 pada periode tahun buku 2019—2021. Setelahnya, dividen INDF berangsur-angsur turun.
Teranyar, INDF membagikan dividen senilai Rp267 dengan total Rp2,34 triliun pada tahun buku 2023. Sementara itu, dividen termungil dibagikan perseroan pada tahun buku 2022 dengan besaran Rp257 per lembar saham atau Rp2,26 triliun.
Selain penggunaan laba bersih 2024, RUPST INDF juga memutuskan untuk mengangkat Notariza Taher sebagai Komisaris Independen menggantikan Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro. Nantinya, jabatan Notariza bakal berlangsung sejak hari ini hingga RUPST pada 2027.
Adapun, Indofood Sukses Makmur mencatat laba bersih sebesar Rp8,64 triliun pada 2024. Jumlah ini meningkat 6,07% dibandingkan tahun sebelumnya yang meraih Rp8,14 triliun.
Baca Juga
Berdasarkan laporan keuangan konsolidasian, kenaikan itu didorong oleh penjualan bersih Indofood yang meningkat 3,66% secara tahunan menjadi Rp115,78 triliun.
Kinerja penjualan INDF ditopang segmen produk konsumen bermerek yang mencatatkan Rp73,32 triliun. Adapun segmen bogasari menyumbang Rp30,55 triliun, agribisnis berkontribusi Rp15,95 triliun, dan distribusi sebesar Rp7 triliun.
Jumlah ini kemudian dikurangi biaya eliminasi Rp11,05 triliun. Adapun penjualan bersih perseroan utamanya disalurkan kepada pihak ketiga sebesar Rp105,67 triliun, sementara pihak berelasi berkontribusi Rp10,10 triliun.
Sementara itu, beban pokok penjualan tercatat Rp75,65 triliun, stabil dibandingkan tahun sebelumnya. Hal itu berkontribusi pada pertumbuhan laba kotor sebesar 11,33% menjadi Rp40,13 triliun atau dari level Rp36,05 triliun pada 2023.
Adapun laba usaha INDF tumbuh 17% year on year (YoY) menjadi Rp23,09 triliun, dengan margin usaha menjadi 19,9% atau naik dari level 17,6% tahun sebelumnya.
Tanpa memperhitungkan pos non-recurring dan valuta asing, laba inti yang mencerminkan kinerja operasional naik 16% YoY menjadi Rp11,34 triliun.
Dari sisi neraca keuangan, total aset Indofood meningkat 8,1% menjadi Rp201,71 triliun atau dari Rp186,58 triliun pada 2023. Total ekuitas naik 8,5% menjadi Rp108,99 triliun, sementara total liabilitas bertambah 7,7% menjadi Rp92,72 triliun.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.