Bisnis.com, JAKARTA — Mata uang rupiah ditutup melemah ke posisi Rp16.303,5 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan akhir pekan ini, Jumat (13/6/2025), seiring memanasnya tensi geopolitik Iran dan Israel.
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah mengakhiri perdagangan hari ini dengan melemah 0,38% atau 61 poin ke level Rp16.303,5 per dolar AS. Pada saat yang sama, indeks dolar AS terpantau naik 0,31% ke posisi 98,22.
Sama seperti rupiah, sejumlah mata uang di Asia lainnya mengalami pelemahan. Yen Jepang misalnya melemah 0,24%, dolar Singapura melemah 0,28%, dolar Taiwan melemah 0,15%, dan won Korea Selatan melemah 0,81%.
Adapun, peso Filipina melemah 0,69%, yuan China melemah 0,13%, rupee India melemah 0,55%, ringgit Malaysia melemah 0,62%, dan baht Thailand melemah 0,19%.
Pengamat forex Ibrahim Assuaibi mengatakan pergerakan rupiah pada perdagangan hari ini dipengaruhi oleh sejumlah sentimen. Salah satu sentimen yang kuat dari luar negeri, yakni kekhawatiran atas meningkatnya ketegangan di Timur Tengah secara tiba-tiba, menyusul serangan Israel terhadap Iran. Serangan tersebut memicu sentimen risk-off yang meluas.
Selain itu, investor juga khawatir tentang tekanan tarif lebih lanjut setelah Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa ia akan segera menaikkan tarif otomotif.
Baca Juga
Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) memprakirakan kinerja penjualan eceran meningkat pada Mei 2025, sebagaimana tecermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) yang diprakirakan mencapai level 234,0 atau tumbuh 2,6% secara tahunan (year on year/yoy).
Untuk perdagangan pekan depan (16/6/2025) mata uang rupiah diproyeksikan bergerak fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp16.300 - Rp16.350 per dolar AS.