Bisnis.com, JAKARTA — Saham PT Astra International Tbk. (ASII) mengijau pada perdagangan hari ini, Kamis (5/6/2025) bertepatan dengan agenda pembayaran dividen ASII senilai Rp12,46 triliun atau Rp308 per lembar.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), saham ASII naik 0,87% atau 40 poin menjadi Rp4.650 per lembar pada penutupan perdagangan sesi I hari ini. Sepanjang sesi perdagangan, saham ASII bergerak pada rentang Rp4.610 hingga Rp4.660 per lembar.
Meski begitu, dalam sebulan terakhir, saham ASII masih terkoreksi 2,72% dan sepanjang tahun berjalan 2025, emiten konglomerasi ini juga melemah 6,06%.
Sebelumnya, Senior Market Chartist Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta mengatakan tebaran dividen ASII memang telah dinanti oleh investor. Namun, saat ini saham ASII berisiko mengalami profit taking yang wajar. Di sisi lain, saham ASII juga tertekan oleh kinerja kurang memuaskan pada kuartal I/2025.
Nafan masih merekomendasikan accumulate buy untuk saham ASII dengan target harga di level Rp5.575 per saham untuk jangka panjang.
Untuk diketahui, rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) Astra 2025 pada Kamis (8/5/2025) memutuskan pembagian dividen final tahun buku 2024 kepada investor senilai Rp308 per saham.
Baca Juga
Sebelumnya, ASII telah membagikan dividen interim senilai Rp98 per saham pada 31 Oktober 2024. Dengan demikian, total dividen ASII mencapai Rp406 per saham atau Rp16,43 triliun.
Dividen tersebut setara dengan 48,25% dari laba bersih ASII tahun buku 2024 sebesar Rp34,05 triliun. Rasio pembayaran dividen ini dinilai mencerminkan kembalinya persentase rasio pembayaran dividen ke tingkat yang konsisten dengan rasio sebelum distribusi dividen yang lebih tinggi pada 2022 dan 2023.
Namun, total tebaran dividen per saham Astra tahun buku 2024 lebih rendah dibanding tahun sebelumnya atau tahun buku 2023, Rp519 per saham.
Berdasarkan laporan keuangan, ASII mencatatkan laba bersih sebesar Rp6,93 triliun per kuartal I/2025, menyusut 7,12% secara tahunan (year on year/yoy) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp7,46 triliun pada kuartal I/2024.
Kinerja bisnis otomotif ASII pun masih lesu. Penjualan mobil Astra pada April 2025 mencapai 26.976 unit, memang naik 0,25% yoy dibandingkan April 2024 sebesar 26.908 unit. Namun, penjualan mobil ASII turun 28,51% jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya atau Maret 2025 sebesar 37.735 unit.
Sepanjang empat bulan berjalan atau sejak Januari 2025 hingga April 2025, penjualan mobil Astra mencapai 137.788 unit, turun 5,95% yoy dibandingkan periode yang sama tahun lalu 146.510 unit.
"Headwind terjadi di saham ASII. Sentimennya berupa penurunan kinerja penjualan kendaraan khususnya. Wajar, karena suku bunga relatif tinggi," ujar Nafan kepada Bisnis pada beberapa waktu lalu.
Alhasil, menurutnya ke depan saham ASII berharap akan penurunan suku bunga acuan yang dinilai bisa mendorong permintaan kredit kendaraan.
"Adanya optimisme Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan yang mendorong penjualan kendaraan. Dengan begitu terjadi recovery progresif yang memengaruhi kinerja fundamental ASII," ujar Nafan.
_______
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.