Bisnis.com, JAKARTA — Indeks harga saham gabungan (IHSG) diperkirakan bergerak terbatas dalam rentang 7.070–7.200 pada perdagangan Kamis (22/5/2025).
Pada perdagangan kemarin, IHSG ditutup menguat 0,67% ke level 7.142. Kenaikan tersebut seiring keputusan Bank Indonesia (BI) memangkas suku bunga acuan atau BI Rate sebesar 25 basis poin menjadi 5,5%.
Head of Research Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan mengatakan penguatan IHSG sebelumnya didorong oleh sentimen dovish BI yang turut menurunkan suku bunga deposit facility menuju level 4,75% dan lending facility menjadi 6,25%.
Dia menuturkan bahwa secara teknikal, IHSG masih berada di area overbought tetapi dengan tekanan beli yang masih cukup solid. Meski begitu, potensi koreksi jangka pendek tetap terbuka apabila indeks gagal menembus level resistance 7.200.
“Jika IHSG tidak dapat breakout di atas level 7.200 dengan volume besar, diperkirakan IHSG berpotensi koreksi minor karena profit taking. Diperkirakan IHSG akan bergerak pada rentang 7.070-7.200,” ujarnya dalam publikasi riset harian.
Dari sisi makro, pelaku pasar akan mencermati data existing home sales Amerika Serikat untuk April 2025 yang diperkirakan naik menjadi 4,1 juta dari 4,02 juta pada Maret.
Selain itu, data awal indeks PMI sektor manufaktur dan jasa dari Jerman, Prancis, Inggris, serta kawasan Euro juga akan menjadi perhatian pasar global.
Valdy menyatakan bahwa arah kebijakan Bank Indonesia yang tetap fokus menjaga stabilitas inflasi dan nilai tukar menjadi penopang positif pasar domestik dalam jangka menengah.
Adapun bank sentra turut merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi nasional pada tahun ini menjadi 4,6%-5,4% dari sebelumnya 4,7%-5,5%. BI juga memperkirakan pertumbuhan akan berada di kisaran 8%-11% secara tahunan pada 2025.
“Ke depan, BI akan terus mengarahkan kebijakan moneter untuk menjaga inflasi dalam sasaran dan nilai tukar rupiah berdasarkan fundamental,” kata Valdy.
Untuk perdagangan hari ini, Phintraco Sekuritas merekomendasikan saham INCO, HRUM, AKRA, RAJA, dan MYOR sebagai pilihan utama yang dapat dicermati.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.