Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dolar AS Lesu, Harga Emas Lanjut Reli

Harga emas mencapai level tertinggi dalam sepekan seiring tekanan terhadap dolar AS dan meningkatnya minat investor terhadap aset safe haven.
Karyawan memperlihatkan logam mulia Antam di Jakarta, Selasa (20/5/2025). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawan memperlihatkan logam mulia Antam di Jakarta, Selasa (20/5/2025). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas kembali menguat untuk sesi ketiga berturut-turut, menembus level tertinggi dalam sepekan seiring tekanan terhadap dolar AS dan meningkatnya minat investor terhadap aset safe haven nilai di tengah ketidakpastian ekonomi global dan ketegangan geopolitik.

Melansir Reuters, Kamis (22/5/2025), harga emas di pasar spot tercatat naik 0,7% ke posisi US$3.312,77 per troy ounce, sementara kontrak berjangka emas di AS terkerek 0,9% menjadi US$3.313,50 per troy ounce.

Kurs dolar AS melemah 0,6% terhadap sejumlah mata uang utama, membuat logam mulia ini lebih terjangkau bagi investor yang bertransaksi dalam mata uang asing.

Di sisi lain, tekanan juga datang dari pasar saham. Indeks utama Wall Street melemah, sedangkan imbal hasil obligasi pemerintah AS melonjak. Investor kini menanti arah kebijakan fiskal menyusul perdebatan panas di Kongres mengenai proposal pemotongan pajak dari Presiden Donald Trump yang menimbulkan kekhawatiran atas lonjakan defisit anggaran negara.

“Kami sedang bergerak di tengah-tengah kisaran harga tinggi dan rendah baru-baru ini, menunggu kejelasan lebih lanjut mengenai arah kebijakan perdagangan dan tarif,” kata analis senior RJO Futures Daniel Pavilonis.

Meskipun ketegangan dagang antara AS dan China sementara mereda, survei Reuters terhadap para ekonom menunjukkan bahwa prospek ekonomi Negeri Paman Sam masih dibayangi kelemahan.

Sementara itu, CNN International mengungkap laporan intelijen yang menyebut Israel tengah mempersiapkan serangan ke fasilitas nuklir Iran. Padahal, di saat yang sama, pemerintahan Trump masih melangsungkan perundingan dengan Teheran terkait program pengayaan uraniumnya.

Emas semakin mempertegas perannya sebagai aset safe haven di tengah gejolak pasar. Bulan lalu, harga emas batangan mencetak rekor baru di angka US$3.500,05 per troy ounce.

“Kami memperkirakan koreksi harga emas belakangan ini justru akan mendorong pembelian dari kalangan investor, mengingat risiko makroekonomi dan geopolitik belum menunjukkan tanda-tanda mereda,” tulis ANZ dalam laporannya.

Di pasar logam lainnya, harga platinum menguat 1,4% ke level US$1.068,16, tertinggi sejak Mei 2024. Paladium turut menguat 0,8% menjadi US$1.021,40, level tertingginya dalam lebih dari enam bulan.

China tercatat mengimpor platinum dalam jumlah terbesar dalam setahun pada bulan lalu, di tengah persediaan domestik yang menipis.

Analis City Index dan FOREX.com Fawad Razaqzada mengatakan kondisi ini mengindikasikan potensi gangguan pasokan. Paladium pun mendapat dorongan dari menurunnya kekhawatiran terhadap permintaan pasar.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper