Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wall Street Ditutup Lesu, Investor Cermati Kenaikan Imbal Hasil Obligasi AS

Ketiga indeks utama Wall Street melemah dengan indeks Dow Jones Industrial Average ditutup turun 114,83 poin atau 0,27% ke level 42.677,24.
Seorang pialang berada di lantai Bursa Efek New York (NYSE) di New York, Amerika Serikat. Bloomberg/Michael Nagle
Seorang pialang berada di lantai Bursa Efek New York (NYSE) di New York, Amerika Serikat. Bloomberg/Michael Nagle

Bisnis.com, JAKARTABursa saham Amerika Serikat melemah pada perdagangan Selasa (20/5/2025) di tengah tekanan dari kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS, sementara pasar menyoroti profil utang Negeri Paman Sam.

Berdasarkan laporan Reuters, Rabu (21/5/2025), ketiga indeks utama Wall Street melemah dengan indeks Dow Jones Industrial Average ditutup turun 114,83 poin atau 0,27% ke level 42.677,24.

Sementara itu, indeks S&P 500 terkoreksi 23,14 poin atau 0,39% ke 5.940,46, dan Nasdaq Composite merosot 72,75 poin atau 0,38% ke posisi 19.142,71.

Presiden Donald Trump menyambangi Capitol Hill untuk membujuk legislator Partai Republik agar meloloskan RUU pemangkasan pajak berskala besar. Sejumlah analis memperkirakan kebijakan tersebut berpotensi menambah utang federal sebesar US$3 triliun - US$5 triliun, di atas beban utang yang saat ini telah menembus US$36,2 triliun.

Indeks Dow Jones menghentikan penguatan tiga hari beruntun, sementara Nasdaq juga kehilangan momentumnya usai dua sesi positif berturut-turut.

Sebanyak delapan dari 11 sektor dalam indeks S&P 500 berada di zona merah, dipimpin oleh koreksi di sektor energi, komunikasi, dan konsumen diskresioner. Sementara itu, sektor utilitas, layanan kesehatan, dan kebutuhan pokok masih mencatat penguatan.

Ahli strategi portofolio Natixis Investment Managers Garrett Melson mengatakan pelemahan ini merupakan jeda pasar setelah reli beberapa waktu kemarin untuk menyerap situasi dan mengamati gejolak yang terjadi di bawah permukaan.

"Namun di pasar obligasi, arus beli besar tampak kembali mengalir kemarin. Kini, investor harus kembali memperhitungkan kompetisi dari imbal hasil yang terus menanjak," lanjutnya.

Pelaku pasar juga mencermati pernyataan beberapa pejabat Federal Reserve terkait arah kebijakan moneter, termasuk dari Presiden The Fed St. Louis, Alberto Musalem.

Moody's dan lembaga pemeringkat besar lainnya Fitch dan S&P Global Ratings telah menurunkan peringkat kredit negara AS, dengan mengutip profil utang pemerintah.

Saat ini, ekspektasi pasar mengarah pada dua kali pemangkasan suku bunga oleh The Fed masing-masing sebesar 25 basis poin hingga akhir 2025, dengan pemangkasan pertama diperkirakan terjadi pada September. Imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun naik tipis 0,4 basis poin ke level 4,481%.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper