Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Intip Target Produksi Merdeka Battery (MBMA), Tiga Smelter Dikerahkan

PT Merdeka Battery Materials Tbk. menargetkan produksi bahan baku baterai kendaraan listrik mixed hydroxide precipitate (MHP) 25.000—30.000 ton pada 2025.
Aktivitas produksi di salah satu fasilitas PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA)/ Doc. MDKA
Aktivitas produksi di salah satu fasilitas PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA)/ Doc. MDKA

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten milik Garibaldi ’Boy’ Thohir PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA) lewat PT Merdeka Battery Materials Tbk. (MBMA) menargetkan produksi bahan baku baterai kendaraan listrik mixed hydroxide precipitate (MHP) seberat 25.000—30.000 ton pada 2025. 

Saat ini MDKA melalui anak usahanya PT Merdeka Battery Materials Tbk. (MBMA) tengah mengebut proyek pengolahan nikel berteknologi high pressure acid leach (HPAL). 

Head of Corporate Communication Merdeka Copper Gold Tom Malik mengungkapkan MBMA menargetkan 25.000—30.000 ton produksi mixed hydroxide precipitate (MHP) pada 2025. Untuk itu, sebanyak 3 smelter nikel HPAL akan disiapkan.

MHP merupakan sumber nikel dan kobalt yang digunakan dalam industri baterai kendaraan listrik (EV), dengan mengolah bijih nikel kadar rendah.

Smelter HPAL pertama MBMA, dioperasikan oleh PT ESG New Energy Material, telah memulai operasi sejak Desember 2024 secara parsial. Baru pada kuartal II/2025, train B dari proyek HPAL ini diproyeksikan bisa memproduksi 10.000 ton nikel dalam MHP.

”Pada kuartal I/2025, PT ESG memproduksi 4.569 ton nikel dan menjual 2.184 ton nikel dalam MHP,” katanya saat dihubungi, Jumat (16/5/2025).

Selama proses produksi itu, ESG telah menjual 2.184 ton nikel itu dengan harga rata-rata sebesar US$12.149 per ton. 

Smelter kedua milik MBMA dijalankan oleh PT Meiming New Energy Material yang sedang dalam tahap commissioning. Baru pada April 2025, proyek HPAL ini mendapatkan Izin Usaha Industri (IUI).

Sedangkan smelter HPAL ketiga milik MBMA dioperasikan oleh PT Sulawesi Nickel Cobalt (SLNC) di Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP). Smelter ini telah dimulai sejak Januari 2025 untuk tahap konstruksi. 

Pada kuartal I/2025, progres proyek ini baru mencapai 14,35%. Progress itu mencakup pengadaan mesin, pembangunan pondasi untuk peralatan, hingga penyelesaian pembukaan lahan. Adapun smelter HPAL SLNC baru ditargetkan commissioning pada pertengahan 2026.

”HPAL PT SLNC saat ini sedang dalam tahap konstruksi dan akan memiliki kapasistas terpasang sebesar 90.000 ton nikel per tahun di MHP,” katanya.

Nantinya, untuk memastikan pasokan bijih, SLNC akan membangun feed preparation plant (FPP) di salah satu tambang milik MBMA untuk memungkinkan pengangkutan bijih secara efisien ke fasilitas pengolahan.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper