IHSG Tembus Level 7.000! Saham BBRI, BMRI Cs Kinclong

Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat ke level 7.022,32 pada perdagangan hari ini, Kamis (15/5/2025). Harga saham bank jumbo dibuka kinclong pada perdagangan hari ini. 

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG dibuka di posisi 7.003,15 pada perdagangan hari ini. IHSG kemudian menguat 0,61% menuju ke posisi 7.022,32 pada pukul 09.05 WIB.

Pada awal perdagangan, IHSG bergerak di rentang terbawah 7.002,37 dan tertinggi 7.032,66. Adapun, kapitalisasi pasar alias market cap saat pembukaan mencapai Rp12.184 triliun.

Pada pembukaan perdagangan hari ini, deretan saham dengan nilai transaksi saham tinggi di pasar dibuka kinclong. Harga saham sejumlah bank jumbo misalnya kompak menguat.

Harga saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) dibuka menguat 1,96%. Lalu, saham PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI) mencatatkan penguatan harga 1,49%.

Harga saham PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BBNI) pun naik 1,14% pada perdagangan hari ini. 

Selain itu, deretan saham besutan taipan Prajogo Pangestu mencatatkan penguatan pada pembukaan perdagangan. Saham PT Petrosea Tbk. (PTRO) juga menguat 2,24% dan PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk. (CUAN) menguat 3,36%.

Pada perdagangan kemarin, Rabu (14/5/2025), IHSG membukukan kenaikan sebesar 2,15% menuju posisi 6.979,88.

Tim Riset Phintraco Sekuritas menilai tren penguatan IHSG ditopang oleh sentimen positif dari meredanya perang dagang AS dan China serta data retail sales domestik Maret 2025 yang tumbuh 5.5% secara tahunan (year on year/yoy) dari Februari 2% yoy. 

Secara teknikal, terdapat pelebaran positive slope pada MACD serta indikator Stochastic RSI berpotensi membentuk Golden Cross pada pivot area. IHSG diperkirakan menguji level psikologis 7,000 pada perdagangan hari ini, Kamis (15/5/2025). 

Pasar mengantisipasi rilis data PPI April 2025 di AS yang diperkirakan naik menjadi 0,2% secara bulanan dari terkontraksi 0,4% secara bulanan per Maret 2025. Data tersebut mengindikasikan pemulihan sektor produksi atau manufaktur.

Dari dalam negeri, pasar mengantisipasi rilis data neraca perdagangan periode April 2025 yang diperkirakan turun menjadi US$2,5 miliar dari US$4,33 miliar per Maret 2025. Kondisi ini seiring dengan perkiraan pertumbuhan nilai impor yang lebih tinggi dibandingkan nilai ekspor di April 2025.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.