Sebelumnya, Analis Ciptadana Sekuritas Thomas Radityo dalam risetnya menjelaskan prospek emas tetap positif dalam jangka menengah hingga panjang, yang didukung oleh ketegangan geopolitik yang terus berlanjut, kebijakan bank sentral yang mendukung, serta permintaan global yang tetap kuat.
Ciptadana Sekuritas memproyeksikan harga emas berada pada rata-rata kisaran US$3.100/oz sepanjang 2025–2027. Stabilitas ini menurutnya didorong oleh kuatnya permintaan emas sebagai aset safe haven dan pembelian yang berkelanjutan oleh bank sentral, yang diperkirakan akan terus meningkatkan minat investor, bahkan di tengah potensi pelonggaran kebijakan moneter oleh negara-negara utama.
Di sisi lain, Thomas mencermati harga nikel telah menyentuh harga terendah, tetapi dengan kondisi oversupply yang masih akan terus berlanjut.
"Prospek permintaan untuk logam terkait EV seperti nikel, kobalt, dan lithium juga tertekan oleh perlambatan ekonomi China dan pergeserannya ke baterai berbasis besi atau LFP," tutur Thomas.
Selain itu, kata dia, perubahan kebijakan AS pasca-Trump yang lebih menguntungkan bahan bakar fosil turut menekan permintaan terhadap logam-logam kritis ini.