Bisnis.com, JAKARTA — Emiten tambang afiliasi Garibaldi 'Boy' Thohir PT Adaro Minerals Indonesia Tbk. (ADMR) mencatatkan penurunan kinerja sepanjang kuartal I/2025.
ADMR membukukan penurunan laba bersih menjadi US$65,4 juta atau setara Rp1,08 triliun (kurs Jisdor Rp16.566 per dolar AS per 27 Maret 2025).
ADMR membukukan pendapatan usaha sebesar US$199,9 juta pada tiga bulan pertama 2025. Pendapatan usaha ini turun 27,17% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$274,5 juta.
Pendapatan ini dikontribusi oleh pendapatan dari pihak berelasi sebesar US$90,6 juta, dan pendapatan penjualan hasil tambang ke pihak ketiga sebesar US$109,2 juta.
Sementara itu, berdasarkan pelanggannya, pelanggan yang memiliki transaksi pendapatan lebih dari 10% dari total pendapatan usaha ADMR adalah pihak berelasi Adaro International Singapore sebesar US$88,6 juta.
Lalu pihak ketiga yaitu PT Risun Wei Shan Indonesia sebesar US$25,9 juta, dan Posco International Corporation senilai US$12,9 juta.
Di sisi lain, beban pokok pendapatan ADMR turun 0,12% menjadi US$117,3 juta, dari sebelumnya sebesar US$117,4 juta pada periode yang sama tahun lalu.
Alhasil, laba bruto ADMR merosot 47,4% menjadi US$82,6 juta, dari sebelumnya sebesar US$157,06 juta.
Sementara itu, laba bersih ADMR juga turun 43,6% secara tahunan menjadi US$65,4 juta atau setara Rp1,08 triliun. Laba bersih ini turun secara tahunan dari US$116 juta.
Hingga akhir kuartal I/2025, total aset ADMR tercatat meningkat menjadi US$2,23 miliar, dari sebelumnya sebesar US$2,07 miliar.
Adapun total liabilitas ADMR juga tercatat naik menjadi US$673,4 juta dari sebelumnya sebesar US$571,3 juta secara tahunan atau year on year.
Total ekuitas ADMR juga tercatat naik menjadi US$1,56 miliar pada akhir Maret 2025, dari sebelumnya sebesar US$1,5 miliar pada akhir Desember 2024.