Bisnis.com, JAKARTA — Entitas pabrik mie dalam konglomerasi Salim Group, PT Indofood Sukses Makmur Tbk. (INDF) mencatat pertumbuhan laba bersih dua digit pada kuartal I/2025.
Emiten produsen makanan terintegrasi ini membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp2,72 triliun, naik 11% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya senilai Rp2,45 triliun.
Peningkatan laba bersih turut membuat laba per saham perseroan terkerek dari level Rp279 menjadi Rp310 per lembar untuk periode Januari-Maret 2025.
Direktur Utama dan CEO Indofood Anthoni Salim mengatakan perusahaan mampu menjaga performa di tengah dinamika ekonomi global yang tidak menentu.
“Kami akan terus fokus dalam menghasilkan pertumbuhan secara organik, serta menjaga keseimbangan pangsa pasar dengan profitabilitas dan neraca yang sehat," ujarnya dalam keterangan resmi, Rabu (30/4/2025).
Berdasarkan laporan keuangan yang dirilis, penjualan neto konsolidasi Indofood naik 2% menjadi Rp31,56 triliun dibandingkan Rp30,79 triliun pada kuartal I/2024. Secara terperinci, produk konsumen bermerek (CBP) tetap menjadi penyumbang utama pendapatan dengan perolehan Rp19,97 triliun atau tumbuh 2,11% YoY.
Baca Juga
Adapun segmen agribisnis mencatatkan pertumbuhan tertinggi sebesar 28,67% YoY menjadi Rp4,79 triliun pada kuartal I/2025. Di sisi lain, segmen bogasari justru mengalami penurunan 4,63% secara tahunan ke angka Rp7,95 triliun.
Sementara itu, Indofood membukukan laba usaha sebesar Rp6,42 triliun atau meningkat 8% secara tahunan (year on year/YoY). Pertumbuhan tersebut ikut mendorong perbaikan margin laba usaha dari 20,8% menjadi 21,9%.
Di sisi lain, kas dan setara kas perusahaan hingga akhir Maret 2025 mencapai Rp42,53 triliun, meningkat 16,61% dari periode sama tahun sebelumnya yakni Rp36,47 triliun.
Dari sisi neraca keuangan, INDF membukukan total aset sebesar Rp209,24 triliun atau tumbuh 3,73% year to date (YtD). Liabilitas tercatat naik 4,24% YtD menjadi Rp96,65 triliun, sedangkan ekuitas meningkat 3,30% ke angka Rp112,58 triliun.