Bisnis.com, JAKARTA — Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) memutuskan tidak membagikan dividen dari kinerja tahun buku 2024. Artinya, sudah 6 tahun perseroan absen membagikan keuntungan.
Direktur Keuangan PTPP Agus Purbianto menyatakan bahwa RUPST telah menetapkan laba bersih dari tahun buku 2024 sebagai cadangan. Langkah tersebut diambil seiring kondisi sektor konstruksi yang dinilai menantang.
“Kenapa dividen ditetapkan sebagai cadangan? Karena pertama adalah di sektor konstruksi khususnya BUMN Karya ini, terkait modal kerjanya sangat ketat,” ujar Agus dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (30/4/2025).
Apalagi, pencairan anggaran masih cukup terbatas pada kuartal I/2025 dan hanya sebagian proyek yang sudah mulai membuka blokir anggaran, salah satunya terkait pembangunan kawasan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
Di sisi lain, Kementerian Pekerjaan Umum (PU) juga masih melakukan pencairan secara bertahap. Oleh karena itu, Agus mengatakan pencadangan laba bersih saat ini bakal dimanfaatkan untuk memperkuat struktur permodalan PTPP.
Emiten konstruksi pelat merah ini terakhir kali membagikan dividen kepada pemegang saham pada 2020. Kala itu, perseroan menebar dividen sebesar Rp33,84 per saham dengan rasio pembagian 22,5% dari laba bersih tahun buku 2019.
Pada RUPST tahun lalu, para pemegang saham PTPP juga memutuskan tidak membagikan dividen dan memilih untuk mengalokasikan seluruh laba bersih yang diraih yaitu sebesar Rp481,37 miliar sebagai cadangan.
Sementara itu, sepanjang 2024, PTPP membukukan laba bersih sebesar Rp415,65 miliar. Nilai itu turun 13,65% dibandingkan laba 2023 yang mencapai Rp481,37 miliar.
Padahal, berdasarkan Laporan Keuangan konsolidasian 2024, PTPP membukukan pendapatan usaha sebesar Rp19,81 triliun atau tumbuh 7,30% secara tahunan (year on year/YoY) dari posisi sebelumnya yang meraih Rp18,46 triliun.
Capaian tersebut ditopang oleh segmen jasa konstruksi yang meningkat 10,19% YoY, dari posisi Rp14,68 triliun menjadi Rp16,17 triliun pada tahun lalu.
Adapun, beban pokok pendapatan PTPP turut meningkat sebesar 6,82% YoY menjadi Rp17,17 triliun. Hal ini membuat perseroan mencatat laba kotor sebesar Rp2,63 triliun pada 2024, bertumbuh 10,53% dari posisi Rp2,38 triliun tahun 2023.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.