Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah ditutup melemah ke posisi Rp16.871,5 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan hari ini, Rabu (23/4/2025). Pelemahan rupiah terjadi saat suku bunga acuan tertahan di level 5,75%.
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah mengakhiri perdagangan hari ini dengan melemah 0,07% atau 12 poin ke level Rp16.871,5 per dolar AS. Pada saat yang sama, indeks dolar AS terpantau naik 0,31% ke posisi 99,22.
Sama seperti rupiah, sejumlah mata uang di Asia lainnya mengalami pelemahan. Yen Jepang misalnya melemah 0,18%, dolar Singapura melemah 0,07%, dolar Hong Kong melemah 0,02%, serta dolar Taiwan melemah 0,09%.
Adapun, sejumlah mata uang di Asia lainnya mencatatkan penguatan. Won Korea Selatan misalnya menguat 0,02%, peso Filipina menguat 0,2%, baht Thailand menguat 0,03%, serta yuan China menguat 0,18%.
Pelemahan rupiah pada hari ini terjadi di tengah keputusan Bank Indonesia (BI) yang menahan suku bunga acuan alias BI Rate di level 5,75% berdasarkan Rapat Dewan Gubernur (RDG) periode 22—23 April 2025.
Alhasil, suku bunga acuan di level 5,75% itu telah tertahan sejak Januari 2025. Dalam RDG BI periode Januari 2025, BI memang telah menurunkan suku bunga acuannya 25 basis poin atau dari sebelumnya di level 6%.
Sementara itu, Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan bahwa ke depannya, BI akan terus mencermati ruang penurunan BI Rate lebih lanjut, dengan mempertimbangkan stabilitas nilai tukar rupiah, prospek inflasi, dan perlunya mendorong pertumbuhan ekonomi.
Pengamat forex Ibrahim Assuaibi mengatakan terdapat sejumlah sentimen yang memengaruhi pergerakan rupiah pada hari ini. Dari luar negeri, Presiden AS Donald Trump menginginkan kesepakatan dengan China di mana tarif perdagangan terhadap negara itu akan jauh di bawah level saat ini, sebesar 145%.
Kondisi itu terjadi setelah Menteri Keuangan AS Scott Bessent mengemukakan pernyataan bahwa perang dagang China-AS yang sedang berlangsung tidak berkelanjutan. Bessent pun mengharapkan adanya de-eskalasi segera.
Komentar Trump dan Bessent meningkatkan harapan akan redanya dampak potensial perang tarif AS yang tinggi pada ekonomi-ekonomi utama.
Dari dalam negeri, keputusan Bank Indonesia yang menahan suku bunga acuannya juga memengaruhi pasar. Ia menilai penyebab BI mempertahankan suku bunga adalah ketidakpastian ekonomi global yang dipicu tensi perang dagang. Selain itu, terdapat kekhawatiran terkait tingkat inflasi dalam negeri.
Untuk perdagangan besok, Kamis (24/4/2025), ia memproyeksikan mata uang rupiah bergerak fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp16.860 - Rp16.940 per dolar AS.