Bisnis.com, JAKARTA — PT Mayora Indah Tbk. (MYOR) mengumumkan perubahan jadwal pembelian kembali atau buyback saham dengan alokasi dana Rp1 triliun.
Berdasarkan keterbukaan informasi, Corporate Secretary Mayora Indah Yuni Gunawan mengatakan bahwa periode pelaksanaan buyback akan dilakukan pada 27 Maret 2025 sampai dengan 28 Mei mendatang.
“Kami sampaikan perubahan jadwal waktu pelaksanaan pembelian kembali saham perseroan dari semula 27 Maret 2025 sampai dengan 27 Juni 2025, menjadi 27 Maret 2025 hingga 28 Mei 2025,” ujarnya dalam surat kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (21/4/2025).
MYOR memang berencana melakukan buyback saham dengan alokasi dana Rp1 triliun, yang berasal dari saldo kas internal. Dana ini akan digunakan untuk biaya transaksi, biaya perantara perdagangan, dan biaya lainnya sehubungan dengan buyback.
Manajemen Mayora tidak memerinci jumlah saham yang akan dibeli kembali. Namun, jumlah diperkirakan tidak akan melebihi 20% dari jumlah modal yang ditempatkan.
Berdasarkan laporan keuangan 2024, MYOR mencatat kas dan setara kas akhir tahun sebesar Rp4,6 triliun atau naik dari posisi tahun sebelumnya yakni Rp4,15 triliun. Adapun ekuitas perseroan tercatat mencapai Rp17,10 triliun.
“Perseroan berpandangan bahwa pelaksanaan buyback tidak akan berdampak secara material terhadap kinerja usaha dan pendapatan perseroan karena saldo laba dan arus kas saat ini masih mencukupi kebutuhan dana untuk pelaksanaan buyback.”
Dalam pemberitaan Bisnis.com sebelumnya, MYOR disebut menjadi salah satu emiten konsumer yang berpotensi memanfaatkan momentum buyback tanpa persetujuan pemegang saham yang digulirkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Selain karena price-to-earnings ratio (PER) berada dalam kisaran menarik, MYOR juga memiliki posisi kas bersih sehingga berpotensi memanfaatkan kebijakan tersebut.
Willy Goutama, Analis Maybank Sekuritas Indonesia, menilai pelonggaran buyback dapat menjadi momentum menarik untuk mencermati saham-saham konsumer.
“Relaksasi OJK berpotensi mendorong lebih banyak emiten konsumer untuk melakukan buyback, karena sebagian besar dari mereka memiliki arus kas bebas yang kuat dan rasio kepemilikan kas terhadap kapitalisasi pasar yang tinggi,” kata Willy.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.