Bisnis.com, JAKARTA - Indeks harga saham gabungan (IHSG) dibuka di zona hijau pada hari ini, Rabu (16/4/2025), dengan naik tipis didorong oleh lonjakan harga saham FORE, AADI, dan BUMI.
Berdasarkan data Bloomberg, IHSG dibuka naik 0,15% menjadi 6.451,54 pada pukul 09.00 WIB, Rabu (16/4/2025). IHSG bergerak di rentang 6.449,62 hingga 6.467,71.
Sebanyak 215 saham menguat, 94 saham melemah, dan 215 saham stagnan. Kapitalisasi pasar di Bursa Efek Indonesia tercatat Rp11.163,7 triliun.
Sebelumnya, IHSG kemarin ditutup naik 1,15% ke level 6.441,68. Di level itu, IHSG melemah 9,01% secara year-to-date (YtD).
Pada pagi ini, saham FORE melonjak 22,29%, disusul AADI naik 7,72%, ANTM 1,88%, dan BUMI 7,37%.
Sementara itu, saham emiten bank jumbo bergerak variatif. Saham BBCA turun 1,17% bersama BBRI yang terkoreksi 0,54% dan BBNI turun 0,7%. Adapun, saham BMRI naik tipis 0,21% dan BBTN naik 2,83%.
Head of Retail Research BNI Sekuritas Fanny Suherman menjabarkan IHSG kemarin ditutup naik 1,15% ke level 6.441,68. Di level itu, IHSG melemah 9,01% secara year-to-date (YtD).
Meski menguat, BNI Sekuritas mencatat pasar saham kembali disertai net sell asing sekitar Rp302 miliar. Saham yang paling banyak dijual asing adalah BBNI, BMRI, ITMG, BBRI, dan GOTO.
“IHSG hari ini berpotensi kembali terkoreksi sepanjang gagal menembus 6.500. Level support IHSG 6.250-6.370 dan resistance 6.470-6.500,” tulisnya dalam riset, Rabu (16/4/2025).
Saham yang direkomendasikan BNI Sekuritas untuk dicermati investor pada perdagangan hari ini, yaitu AADI, CPIN, AMRT, PTRO, BRMS, dan BUMI.
Head of Research Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan memperkirakan resistance IHSG ada pada level 6.500, dengan support pada level 6.300.
"Secara teknikal, IHSG membentuk pola shooting stars bersamaan dengan pergerakan kemarin. Pola tersebut mengindikasikan masih adanya keraguan pasar terhadap keputusan pengecualian sejumlah produk teknologi informasi dari reciprocal tariffs oleh Pemerintah AS," kata Valdy, Rabu (16/4/2025).
Menurut Valdy, pasar masih dibayangi trauma perubahan kebijakan terkait dengan reciprocal tariffs. Sebelum libur panjang, pasar memperoleh sinyal bahwa Pemerintah AS akan lebih selektif dan fleksibel dalam menentukan kebijakan tersebut.
Akan tetapi, pada kenyataannya kebijakan tarif Donald Trump bersifat agresif dan menyasar hampir semua mitra dagang AS.
Saat ini, Indonesia tengah melakukan negosiasi diwakili oleh tim yang dipimpin oleh Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto.
Dari data ekonomi, isu tarif dan perlambatan konsumsi domestik berdampak pada penurunan indeks keyakinan konsumen ke 121,1 di Maret 2025 dari 126,4 di Februari 2025.
"Angka ini kemungkinan kembali turun pada April 2025 bersamaan dengan puncak intensitas kebijakan tarif." tuturnya.
Adapun, sejumlah saham yang dapat diperhatikan pada Rabu (16/4/2025) meliputi BSDE, SIDO, INDF, BRPT, dan MYOR.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.