Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Emas Tertahan Kenaikan Imbal Hasil Obligasi AS

Harga emas ditutup menguat tipis ditopang pelemahan dolar dan meningkatnya tensi dagang AS-China, namun tertahan kenaikan imbal hasil obligasi Treasury AS.
Emas batangan 1 kilogram. / Bloomberg-Christopher Pike
Emas batangan 1 kilogram. / Bloomberg-Christopher Pike

Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas memangkas kenaikan pada perdagangan Selasa (8/4/2025), seiring lonjakan imbal hasil obligasi pemerintah AS yang menekan daya tarik logam mulia.

Namun, pelemahan dolar dan meningkatnya tensi dagang antara dua kekuatan ekonomi dunia turut menopang harga.

Melansir Reuters, Rabu (9/4/2025), setelah menguat hingga 1,3% di awal sesi, harga emas di pasar spot ditutup naik tipis 0,1% menjadi US$2.984,16 per troy ounce. Sementara itu, emas berjangka AS ditutup menguat 0,5% di level US$2.990,20.

Kenaikan imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun ke posisi tertinggi dalam sepekan memberikan tekanan pada emas yang tidak memberikan imbal hasil, sehingga kurang menarik di tengah naiknya return dari aset berpendapatan tetap.

Analis senior FXTM Lukman Otunuga mengatakan meski sempat tertekan selama tiga hari berturut-turut, prospek jangka pendek emas masih bullish.

”Ketegangan geopolitik dan potensi penurunan suku bunga AS menjaga minat terhadap aset safe haven ini," jelasnya.

Ia menambahkan, jika harga menembus level teknikal US$3.055, emas akan membuka jalan menuju level resisten berikutnya di US$3.100 hingga US$3.130.

”Namun, jika harga tertekan di bawah US$3.000, maka potensi penurunan ke area US$2.950 hingga US$2.930 menjadi terbuka,” lanjutnya.

Kecemasan pasar meningkat sejak Presiden AS Donald Trump mengumumkan tarif balasan terhadap China pada 2 April, memicu kekhawatiran resesi global dan mendorong investor untuk melirik aset lindung nilai seperti emas.

Seorang pejabat Gedung Putih mengonfirmasi bahwa AS akan memberlakukan tarif 104% terhadap produk impor asal China mulai Rabu pukul 12:01 waktu setempat, setelah Beijing tak mencabut tarif balasannya hingga tenggat yang diberikan Washington.

Emas, yang kerap menjadi tempat berlindung saat ketidakpastian politik dan ekonomi, telah mencatat kenaikan sekitar 15% sepanjang tahun ini.

Sementara itu, indeks dolar tergelincir terhadap sejumlah mata uang utama, memberikan keuntungan tambahan bagi emas yang menjadi lebih murah bagi pembeli non-dolar.

Pelaku pasar kini mengalihkan fokus ke risalah rapat kebijakan terbaru Federal Reserve yang akan dirilis Rabu untuk mencari sinyal lebih lanjut soal arah kebijakan suku bunga. Probabilitas pemangkasan suku bunga The Fed pada Mei diperkirakan sekitar 40%.

"Lonjakan ekspektasi penurunan suku bunga dalam beberapa hari terakhir menjadi katalis positif bagi harga emas," tulis Commerzbank dalam catatannya.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper