Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jelang IHSG Dibuka, Analis dan BEI Minta Investor Jangan Panik

Analis dan Bursa Efek Indonesia (BEI) meminta investor untuk tidak panik dalam menghadapi ketidakpastian global saat ini akibat kebijakan tarif Donald Trump.
Pengunjung beraktivitas di PT Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (13/1/2025)./IBI/Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pengunjung beraktivitas di PT Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (13/1/2025)./IBI/Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Di tengah meningkatnya ketidakpastian global akibat kebijakan tarif Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, sejumlah grup investor disebut mulai khawatir terhadap pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). 

Perdagangan di Bursa Efek Indonesia baru akan kembali dimulai pada besok, Selasa (8/4/2025), usai libur panjang Hari Raya Idulfitri. Berdasarkan data terakhir, IHSG saat ini bertengger di level 6.510,62 atau melemah 8,04% year to date (YtD). 

Direktur PT Reliance Sekuritas Indonesia Tbk. (RELI), Reza Priyambada, mengatakan bahwa ada sejumlah pihak yang memprediksi IHSG berpotensi terkena auto reject bawah hingga terjadi penghentian sementara perdagangan alias trading halt.

Menurutnya, dalam kondisi pasar yang sudah tertekan sejak awal tahun akibat beragam sentimen negatif, ajakan-ajakan untuk panik justru akan memperburuk keadaan. Para investor yang cenderung menjadi ‘followers’ bisa jadi ikut-ikutan menjual saham dalam kondisi rugi, sehingga memperparah kerugian.

“Jangan terlalu panik dengan kondisi ini. Naik turunnya market karena persepsi para pelaku pasar dalam menilai sentimen yang ada di depan mata. Para pelaku pasar lah yang membuat IHSG dan saham-saham di dalamnya naik dan turun, bukan karena sentimen semata,” ujarnya pada Senin (7/4/2025). 

Dia pun meminta para investor dan trader untuk tetap tenang serta objektif menilai kondisi pasar. Jika memang belum yakin, investor bisa memilih untuk wait & see dan sementara masuk ke instrumen seperti fixed income atau reksa dana pasar uang.

“Yang penting tetap optimis bahwa badai ini akan berlalu. Mari kita jaga pasar, bukan malah menakut-nakuti pelaku pasar lain,” pungkasnya.

Sementara itu, Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Jeffrey Hendrik juga meminta investor untuk tidak panik karena bursa di Asia yang turut dikenakan tarif impor oleh AS tidak mengalami dampak signifikan.

Berdasarkan data, sejumlah indeks harga saham di negara-negara Asia hanya mencatatkan pelemahan tipis setelah mantan Presiden AS Donald Trump mengumumkan kebijakan tarif impor pada Rabu (2/4/2025).

Contohnya, SHCOMP Index di Bursa Shanghai melemah 0,24% hingga Jumat (4/4/2025). HSI Index di Bursa Hong Kong melemah 1,52%, KOSPI Index di Korea Selatan turun 1,61%, dan SENSEX Index di India terkoreksi 1,64%.

“Kalau kita lihat data, maka bursa-bursa negara Asia yang dikenakan tarif tinggi tidak mengalami dampak negatif yang signifikan. Justru bursa-bursa di Eropa dan Amerika yang terdampak cukup dalam,” ujar Jeffrey dalam keterangan tertulis. 

Sejumlah indeks saham utama di bursa Eropa dan Amerika memang mencatatkan pelemahan tajam. CCMP Index di NASDAQ merosot 11,44%, SPX Index di S&P 500 turun 10,53%, dan DJI Index di Dow Jones jatuh 9,26%.

Sementara itu, CAC Index di Bursa Prancis melemah 7,43%, DAX Index di Bursa Jerman turun 7,81%, dan IBEX Index di Bursa Spanyol amblas 6,95%.

Dengan kondisi tersebut, Jeffrey pun mengimbau kepada para investor untuk tetap tenang dan rasional dalam mengambil keputusan investasi.

“Investor agar tidak panik. Lakukan analisis secara cermat dan ambil keputusan investasi secara rasional,” pungkasnya.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper