Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasar Saham AS Diproyeksi Lanjut Merosot Pekan Ini, S&P Futures Anjlok

Pasar saham AS diperkirakan lanjut merosot pada pekan ini akibat tarif yang mulai diterapkan pada 9 April 2025.
Pialang berada di lantai Bursa Efek New York (NYSE) di New York, Amerika Serikat. Bloomberg/Michael Nagle
Pialang berada di lantai Bursa Efek New York (NYSE) di New York, Amerika Serikat. Bloomberg/Michael Nagle

Bisnis.com, JAKARTA— Sejumlah perusahaan investasi melakukan pemangkasan peringkat terhadap pasar saham Amerika Serikat di tengah memanasnya genderang perang tarif yang ditabuh oleh Presiden AS Donald Trump dengan negara-negara mitra dagang. 

Berdasarkan catatan Bloomberg, downgrade terhadap target pasar saham AS pada 2025 dilakukan oleh Evercore ISI,  RBC Capital Markets, Goldman Sachs Group Inc., Barclays, dan Yardeni Research. Langkah itu dilakukan akibat ketidakpastian yang muncul dari kebijakan tarif impor AS. 

Michael Purves, CEO Tallbacken Capital Advisors, mengatakan pihaknya terlalu bullish terhadap pasar saham pada tahun ini. Menurutnya, pandangan itu belum menghitung risiko penurunan laba, margin korporasi, kenaikan inflasi, dan perlambatan pertumbuhan ekonomi yang muncul saat ini. 

“Pertanyaannya sekarang, valuasi apa yang ingin Anda bayar untuk pasar saham yang menghadapi begitu banyak ketidakpastian?” kata Purves, seperti dilansir Bloomberg, Senin (7/4/2025). 

Pasar saham AS jeblok dalam dua hari perdagangan pekan lalu pada 3-4 April 2025 setelah Presiden Trump mengumumkan tarif impor dan negara-negara mitra dagang AS menyampaikan responsnya. Beberapa saham yang anjlok a.l. Apple Inc. turun 16% dan Caterpillar Inc. turun 14%.

Ed Yardeni dari Yardeni Research menyampaikan bahwa pejabat Trump menargetkan kebijakan tarif impor AS akan membuat ‘Main Street’ kembali sejahtera meskipun berdampak buruk terhadap ‘Wall Street’. 

“Masalahnya, ‘Main Street’ punya banyak saham yang ditransaksikan di Wall Street, jadi keduanya sejahtera dan menderita bersama-sama,” tulisnya dalam catatan kepada investor yang dikutip Bloomberg.

Win Thin dari Brown Brothers Harriman mengatakan pasar saham diperkirakan lanjut merosot pada pekan ini akibat tarif yang mulai diterapkan pada 9 April 2025. 

“Pernyataan pejabat Trump bahwa tidak ada perubahan kebijakan meski pasar saham rontok membuat kami memperkirakan pasar ekuitas akan melanjutkan aksi jual dan surat utang kemungkinan akan melanjutkan reli.”

Di pasar derivatif, kontrak S&P 500 anjlok 4% setelah menghadapi 2 hari terburuk sejak Maret 2020. Pasar saham AS sudah anjlok sekitar 10% pada 3-4 April 2025 setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan tarif impor kepada mitra dagang AS yang memantik kekhawatiran soal resesi AS dan perlambatan ekonomi global.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ana Noviani
Editor : Ana Noviani
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper