Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Prabowo Minta Regulasi Ekspor Dipermudah Usai Rupiah Anjlok

Presiden Prabowo telah memberikan pesan kepada pemerintahannya untuk mengantisipasi fluktasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
Aktivitas bongkar muat peti kemas di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (22/6/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Aktivitas bongkar muat peti kemas di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (22/6/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Prabowo Subianto telah memberikan pesan kepada pemerintahannya untuk mengantisipasi fluktasi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Sebagaimana diketahui, data Bloomberg menunjukkan rupiah sempat anjlok ke level Rp16.640 per dolar AS, Selasa (25/3/2025). Level itu adalah yang terparah sejak 1998, bahkan melewati titik tertinggi sebelumnya saat Covid-19 pada 23 Maret 2020.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut, mempertahankan kinerja ekspor merupakan salah satu kunci untuk mengantisipasi fluktuasi rupiah. Dia juga menyebut Prabowo meminta agar pemerintah mempermudah regulasi.

"Deregulasi arahan Bapak Presiden dan perizinan dipermudah sehingga impor ekspor lebih lancar," ujar Airlangga saat ditemui di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (26/3/2025).

Di sisi lain, Airlangga menilai fluktuasi nilai tukar rupiah merupakan hal yang biasa. Dia menekankan perlunya melihat fundamental ekonomi RI yang dinilainya kuat.

"Kemudian juga kita liat nanti secara jangka menengah dan panjang kita punya ekspor juga bagus, kita punya cadangan devisa juga kuat, neraca perdagangan bagus. Jadi dengan demikian fundamental kita bagus," terangnya.

Menurut Airlangga, kebijakan baru Indonesia terkait dengan Devisa Hasil Ekspor Sumber Daya Alam atau DHE SDA akan membuat Indonesia tidak terpojokkan ke depan lantaran pergerakan nilai tukar rupiah.

Sebagaimana diketahui, Presiden Prabowo telah menandatangani Peraturan Pemerintah (PP) No.8/2025 terkait dengan penempatan DHE SDA di dalam negeri.

Dengan aturan tersebut, pemerintah mewajibkan eksportir untuk menempatkan DHE untuk sektor pertambangan (kecuali minyak dan gas bumi), perkebunan, kehutanan, dan perikanan akan meningkat menjadi 100% dengan jangka waktu 12 bulan sejak penempatan. Aturan ini berlaku mulai 1 Maret 2025.

"Dengan demikian fundamental daripada Devisa Hasil Ekspor juga akan memperkuat posisi rupiah," paparnya.

Berdasarkan pemberitaan Bisnis.com sebelumnya, data Bloomberg menunjukkan rupiah berada pada level Rp16.611 per dolar Amerika Serikat (AS) pada penutupan perdagangan, Selasa (25/3/2025).

Rupiah sempat anjlok ke level Rp16.640 per dolar AS pada pembukaan perdagangan, atau mencapai level terparah sejak 1998. Bahkan, level itu melewati titik tertinggi sebelumnya saat Covid-19 pada 23 Maret 2020.

Adapun titik tertinggi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada 1998 sempat menyentuh ke level Rp16.800 per dolar AS.

Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra menjelaskan rupiah terus-menerus melemah karena kekhawatiran pasar soal perang dagang yang dipicu oleh kebijakan kenaikan tarif Trump.

"Perang dagang ini bisa memicu penurunan perdagangan global sehingga perekonomian global menurun," katanya, Selasa (25/3/2025).

Selain itu, dia mengatakan bahwa konflik perang di Timur Tengah dengan tensi yang masih tinggi, ditambah perang Ukraina dan Rusia yang juga belum bisa didamaikan.

Selanjutnya, dia menjelaskan bahwa dari dalam negeri, pasar juga sudah pesimis terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal ini menambah tekanan terhadap rupiah.

"Pelemahan rupiah yang cepat tentu bisa menurunkan kepercayaan pelaku pasar terhadap rupiah dan juga terhadap kemampuan pemerintah dan Bank Indonesia (BI) untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah," ujarnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dany Saputra
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper