Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Minyak Naik Tipis di Tengah Sanksi AS ke Iran dan Perundingan Damai Rusia-Ukraina

Harga minyak mentah menguat tipis pada Senin (24/3/2025) seiring dengan pertimbangan investor terhadap dampak sanksi baru Amerika Serikat terhadap ekspor Iran.
Tangki penyimpanan minyak di Midland, Texas, AS, pada hari Kamis, 3 Oktober 2024./Bloomberg-Anthony Prieto
Tangki penyimpanan minyak di Midland, Texas, AS, pada hari Kamis, 3 Oktober 2024./Bloomberg-Anthony Prieto

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah menguat tipis pada Senin (24/3/2025) seiring dengan pertimbangan investor terhadap dampak sanksi baru Amerika Serikat terhadap ekspor Iran, di tengah pembicaraan gencatan senjata yang bertujuan mengakhiri perang Rusia-Ukraina.

Melansir Reuters, kontrak berjangka Brent naik 4 sen menjadi US$72,2 per barel pada pukul 14.35 WIB. Sementara itu, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS naik 8 sen atau 0,1% ke level US$68,36 per barel, setelah melemah pada awal sesi perdagangan.

Baik Brent maupun WTI mencatat kenaikan pada perdagangan Jumat lalu, serta membukukan kenaikan mingguan kedua berturut-turut. Peningkatan harga ini didorong oleh sanksi baru AS terhadap Iran serta rencana produksi terbaru dari kelompok produsen OPEC+, yang memicu ekspektasi pasar akan pasokan yang lebih ketat.

Analis pasar IG Yeap Jun Rong mengatakan sentimen terhadap harga minyak dalam beberapa waktu terakhir menunjukkan perbaikan.

Hal ini didorong oleh pemulihan teknikal dari kondisi oversold sebelumnya, meningkatnya risiko pasokan akibat sanksi AS terhadap ekspor Iran, serta optimisme bahwa kebijakan tarif balasan AS mungkin tidak akan seberat yang dikhawatirkan.

Di sisi lain, pengiriman minyak Iran ke China diperkirakan akan turun dalam jangka pendek setelah adanya sanksi baru dari AS terhadap salah satu kilang swasta dan sejumlah kapal tanker. Hal ini menyebabkan kenaikan biaya pengiriman.

Namun, para pedagang memperkirakan bahwa para pembeli akan menemukan cara untuk tetap mempertahankan aliran pasokan minyak Iran ke pasar.

"Namun, prospek permintaan dan pasokan secara keseluruhan masih beragam. Pembicaraan gencatan senjata antara Ukraina dan Rusia meningkatkan kemungkinan ekspor minyak Rusia bertambah jika terjadi resolusi damai, sementara peningkatan produksi OPEC+ yang dijadwalkan mulai April dapat menambah pasokan lebih lanjut," tambah Yeap.

Delegasi AS dijadwalkan bertemu dengan pejabat Rusia pada Senin untuk mencari kemajuan menuju gencatan senjata di Laut Hitam dan penghentian kekerasan yang lebih luas dalam perang di Ukraina. Sebelumnya, mereka telah mengadakan pembicaraan dengan diplomat Ukraina pada Minggu.

"Harapan akan kemajuan dalam negosiasi perdamaian antara Rusia dan Ukraina serta potensi pelonggaran sanksi AS terhadap minyak Rusia telah menekan harga minyak," kata analis Fujitomi Securities Toshitaka Tazawa.

Namun, para investor masih menahan diri dari mengambil posisi besar di pasar minyak karena mereka masih mengevaluasi tren produksi OPEC+ setelah April.

Kelompok OPEC+ yang terdiri dari Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya termasuk Rusia pada Kamis lalu merilis jadwal baru bagi tujuh negara anggotanya untuk melakukan pemotongan produksi lebih lanjut.

Langkah ini ditujukan untuk mengompensasi produksi yang melebihi kuota yang telah disepakati sebelumnya. Pemotongan ini diperkirakan akan lebih besar dibandingkan dengan peningkatan produksi bulanan yang direncanakan kelompok tersebut mulai bulan depan.

Sejak 2022, OPEC+ telah memangkas produksi sebesar 5,85 juta barel per hari, yang setara dengan sekitar 5,7% dari total pasokan global.

Pada 3 Maret lalu, OPEC+ mengonfirmasi bahwa delapan anggotanya akan melanjutkan peningkatan produksi sebesar 138.000 barel per hari mulai April, dengan alasan bahwa fundamental pasar menunjukkan tanda-tanda pemulihan.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper