Bisnis.com, JAKARTA — Mata uang rupiah ditutup melemah ke posisi Rp16.501,5 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan akhir pekan hari ini, Jumat (21/3/2025).
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah mengakhiri perdagangan hari ini dengan melemah 0,1% atau 16,5 poin ke level Rp16.501,5 per dolar AS. Pada saat yang sama, indeks dolar AS terpantau naik 0,18% ke posisi 104,03.
Sama seperti rupiah, sejumlah mata uang di Asia lainnya mengalami pelemahan. Yen Jepang misalnya melemah 0,42%, dolar Singapura menguat 0,01%, peso Filipina melemah 0,23%, serta baht Thailand melemah 0,31%.
Adapun, sejumlah mata yang di Asia lainnya menguat. Dolar Taiwan misalnya menguat 0,02%, won Korea Selatan menguat 0,39%, dan rupee India menguat 0,39%.
Pengamat forex Ibrahim Assuaibi mengatakan terdapat sejumlah sentimen yang menyertai pergerakan rupiah pada perdagangan hari ini. Dari luar negeri, pasar semakin yakin bahwa The Fed akan mempertahankan suku bunga lebih tinggi untuk waktu yang lebih lama pada tahun ini.
Pasar terlihat memperkirakan lebih sedikit peluang suku bunga turun dalam waktu dekat, terutama karena The Fed tidak mengubah suku bunganya dalam FOMC pekan ini.
Baca Juga
Data klaim pengangguran juga menunjukkan ketahanan di pasar tenaga kerja, yang merupakan salah satu pertimbangan The Fed dalam memangkas suku bunga.
Dari dalam negeri, sentimen datang dari laporan lembaga pemeringkat internasional Moody’s Investor Service yang menetapkan peringkat kredit atau sovereign credit rating atau SCR Indonesia pada level Baa2 dengan outlook stabil.
Moody's menilai bahwa permintaan domestik yang kuat khususnya dari konsumsi rumah tangga dan investasi menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2025 dan 2026.
Untuk perdagangan pekan depan, Senin (24/3/2025), mata uang rupiah diproyeksikan bergerak fluktuatif, namun ditutup melemah di rentang Rp16.490 - Rp16.550 per dolar AS.