Bisnis.com, JAKARTA – PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGEO) melancarkan pengiriman ekspor perdana kopi geotermal Kamojang sebesar 15 ton ke Asia dan Eropa bersama para petani kopi di Desa Laksana, Kecamatan Ibun, Kab. Bandung.
Adapun, PGEO bersama para petani kopi Kamojang sudah mengadakan panen bersama sekaligus ekspor perdana kopi geotermal Kamojang tersebut. Biji kopi yang dipanen dari kebun di sekitar Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) Kamojang itu terdiri dari dua varietas arabika yaitu Andungsari dan USDA.
PGEO menyebut panen ini merupakan bagian dari hasil penerapan teknologi Geothermal Dry House yang dikembangkan PGEO bersama petani sejak 2018.
Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Eniya Listiani Dewi mengatakan inovasi diperlukan agar perusahaan bisa terus bergerak maju.
"Saya melihat PGE dari dulu rohnya luar biasa. Semangat untuk berinovasi itu sudah lama tumbuh di PGE," kata Eniya dalam keterangan resmi, dikutip Selasa (22/7/2025).
Eniya juga menegaskan bahwa pemerintah mendorong penuh optimalisasi pemanfaatan panas bumi di Indonesia. Dia juga menyampaikan pemanfaatan direct use seperti yang dilakukan PGEO juga sedang disusun lewat Peraturan Menteri.
Teknologi Geothermal Dry House memanfaatkan uap buangan dari steam trap panas bumi sebagai sumber panas alternatif. Geothermal Dry House akan mempercepat proses pengeringan kopi secara efisien hingga tiga kali lipat dan ramah lingkungan.
Hasil akhirnya adalah biji kopi dengan cita rasa lebih kaya dan aroma lebih kuat dibandingkan metode konvensional.
Inovasi ini memperoleh hak paten dan diklaim menjadi teknologi pertama di dunia yang secara langsung memanfaatkan energi panas bumi dalam pengolahan kopi.
Lewat pendekatan ramah lingkungan berbasis energi bersih, kopi Kamojang bakal hadir sebagai produk hijau bernilai tinggi yang siap bersaing di
pasar global.
Direktur Utama PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. Julfi Hadi mengatakan kegiatan panen bersama ini menjadi wujud nyata bahwa panas bumi tak hanya dimanfaatkan untuk pembangkitan listrik, tetapi juga mampu menggerakkan roda perekonomian desa dan meningkatkan taraf hidup masyarakat.
"Kami percaya bahwa pengembangan energi hijau dari panas bumi seharusnya tidak hanya dimanfaatkan untuk kebutuhan energi nasional, tetapi juga dapat dirasakan langsung oleh masyarakat sekitar," kata Julfi.
Saat ini, PGEO bermitra dengan 18 kelompok tani dan memberdayakan 312 petani kopi lokal dengan luas lahan 80 hektar yang terletak di sekitar WKP PGE
Kamojang melalui program Geothermal Coffee Process (GCP).
Sepanjang 2024, total penjualan mencapai 4,9 ton green beans, 640 kilogram roasted beans, dan 17.500 bungkus ground coffee. Penjualan ini sudah menghasilkan omzet sebesar Rp863,9 juta.