Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Makin Melemah, Rupiah Tembus Rp16.515 per Dolar AS Pagi Ini

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat dibuka melemah ke level Rp16.515 pada perdagangan hari ini, Rabu (19/3/2025).
Karyawan memperlihatkan uang Rupiah dan Dolar AS di salah satu tempat penukaran uang asing di Jakarta, Senin (3/3/2025). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan memperlihatkan uang Rupiah dan Dolar AS di salah satu tempat penukaran uang asing di Jakarta, Senin (3/3/2025). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat dibuka melemah ke level Rp16.515 pada perdagangan hari ini, Rabu (19/3/2025). Rupiah melemah bersama sejumlah mata uang Asia lainnya. 

Mengutip data Bloomberg pukul 09.00 WIB, rupiah dibuka melemah 0,53% ke Rp16.515 per dolar AS. Adapun indeks dolar AS menguat 0,10% ke 103,34.

Mata uang di Asia Pasifik tercatat dibuka bervariasi, dengan yen Jepang melemah 0,12%, dolar Hong Kong melemah 0,01%, dolar Taiwan melemah 0,10%, won Korea Selatan menguat 0,5%, dan yuan China melemah 0,10%. 

Kemudian dolar Singapura melemah 0,05%, peso Filipina menguat 0,08%, rupee India menguat 0,27%, ringgit Malaysia menguat 0,31%, dan baht Thailand melemah 0,10% terhadap dolar AS.

Pengamat Mata Uang Ibrahim Assuaibi sebelumnya mengatakan dari dalam negeri, laporan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Februari 2025 menunjukkan adanya indikasi pelemahan fiskal yang perlu diwaspadai. Defisit fiskal mencapai Rp31,2 triliun atau 0,13% terhadap PDB dalam dua bulan pertama tahun ini.

Ibrahim menyatakan bahwa penurunan penerimaan pajak sebesar 30,19% YoY menjadi alarm bagi pemerintah. Jika tidak ada langkah korektif yang tegas, defisit bisa melebar hingga melebihi batas aman di akhir tahun. 

Menurut data Kementerian Keuangan, realisasi pendapatan negara hingga Februari 2025 mencapai Rp316,9 triliun atau 10,5% dari target APBN. 

Penerimaan perpajakan mencapai Rp240,4 triliun atau 9,7% dari target, sedangkan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar Rp76,4 triliun atau 14,9% dari target. 

"Anjloknya penerimaan pajak bukan hanya karena ekonomi yang lesu, tetapi juga akibat kendala administrasi, termasuk kegagalan sistem Coretax yang menghambat pemungutan pajak," ucapnya.

Melansir Reuters, dolar telah melemah hampir 4% sepanjang bulan ini, tertekan oleh kebijakan tarif Trump yang tidak menentu serta meningkatnya kekhawatiran akan resesi di ekonomi terbesar dunia.  

Keputusan kebijakan The Fed yang akan diumumkan pada Rabu nanti menjadi krusial bagi para investor yang ingin mengetahui pandangan bank sentral terhadap kebijakan Donald Trump dan dampaknya terhadap perekonomian AS, serta bagaimana hal itu akan memengaruhi prospek suku bunga.  

Para pembuat kebijakan The Fed diperkirakan akan mempertahankan suku bunga. The Fed juga akan merilis proyeksi ekonomi terbaru setelah pertemuan berakhir pada hari yang sama.  

Saat ini, para trader memperkirakan hampir 60 basis poin pemangkasan suku bunga The Fed sebelum akhir tahun.  

"Pertemuan FOMC pada Maret kemungkinan besar akan berfokus pada ketidakpastian kebijakan. The Fed hampir pasti akan tetap menahan suku bunga, lebih menekankan kesabaran daripada kepanikan," kata para analis di Bank of America Securities.  

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper