Bisnis.com, JAKARTA — Emiten afiliasi Hashim Djojohadikusumo PT Solusi Sinergi Digital Tbk. (WIFI) atau Surge berencana menyiapkan produk internet dengan kecepatan 200 Mbps dengan harga Rp100.000. Harga tersebut tergolong murah karena di pasar, umumnya dibandrol Rp300.000
Direktur Utama WIFI Yune Marketatmo mengatakan saat ini WIFI telah memiliki 200.000 pelanggan. Menurutnya, dalam 1 tahun ke depan atau tepatnya di akhir tahun 2025, pelanggan WIFI ditargetkan sudah mencapai 5 juta user.
“Terkait investasi memang memerlukan dana cukup besar. Maka dari itu kredit investasi senilai Rp978 miliar dari BNI akan digunakan untuk membangun 700.000 homepass. Homepass sendiri adalah jumlah rumah atau bangunan yang dapat dihubungkan oleh operator di suatu wilayah layanan,” ujar Yune dalam keterangan resminya, Jumat (21/3/2025).
Menurutnya, saat ini dengan pengguna internet sebanyak 220 juta dan penetrasi di industri ini baru 15%, masih ada ruang 85% persen yang masih sangat terbuka lebar.
Yune menegaskan bahwa ekspansi bisnis yang resilien, terukur, dan efisien membuat WIFI optimistis bisa memberikan hal terbaik dalam pengembangan bisnis di sektor ini.
Adapun WIFI melihat pemain-pemain di industri ini belum ada yang menjalankan bisnis dengan target di segmen menengah bawah.
Baca Juga
Baca Juga : Nilai Transaksi Surge (WIFI) di Pasar Modal Melesat setelah Sahamnya Diborong Hashim Djojohadikusumo |
---|
"Segmen menengah bawah ini terbuka lebar. Jadi, engine of growth ini terbuka lebar. Asal kita sebetulnya tajam dan harus fokus ke masyarakat pengguna bawah teknologi. Nah ini yang jadi misinya kami," ujar Yune.
Menurut Yune, target WIFI untuk dapat menjangkau 40 juta user dalam 5 tahun ke depan di seluruh Indonesia akan secepatnya dieksekusi.
"Target perseroan untuk dapat menjangkau 40 juta user dalam 5 tahun ke depan di seluruh Indonesia akan secepatnya dieksekusi kalau formulanya sudah ketemu ya," tuturnya.
______________
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.