Bisnis.com, JAKARTA -- Pemegang saham pengendali PT Erajaya Swasembada Tbk. (ERAA), PT Eralink International memborong 39,42 juta lembar saham perseroan. Aksi beli ini yang menahan koreksi saham ERAA ketika IHSG sempat longsor dan perdagangan dihentikan atau trading halt pada Selasa, 18 Maret 2025 lalu.
Kala itu, saham ERAA yang sempat turun dari Rp380 ke Rp352, sebelum bangkit dan ditutup pada Rp366. Untuk memborong 39,42 juta lembar saham ERAA, Eralink International merogoh kocek Rp14,68 miliar.
Direktur Eralink Richard Halim Kusuma menjelaskan pihaknya telah membeli 39,43 juta saham ERAA atau sekitar 0,25% dari total saham beredar. Periode pembelian dilakukan pada 18 Maret dan 19 Maret 2025. Adapun, harga pembelian dilakukan antara Rp354 sampai Rp376.
Total dana yang dirogoh oleh Eralink untuk transaksi ini mencapai Rp14,68 miliar. Pasca transaksi, kepemilikan Eralink di ERAA meningkat dari 54,93% menjadi 55,17%.
"Tujuan transaksi untuk investasi langsung dengan status kepemilikan langsung," ujarnya seperti dikutip dari keterbukaan informasi tertanggal 19 Maret 2025.
Analis Panin Sekuritas Andhika Audrey menilai ada dua makna dalam aksi beli Eralink terhadap saham ERAA. Pertama, pengendali ingin menenangkan pasar dan memberikan kepercayaan kepada investor ketika market longsor dalam pada Selasa lalu.
Baca Juga
"Tentunya ini yang diinginkan oleh investor pasar, yakni pemegang saham pengendali yang aktif menahan kejatuhan saham ketika ada satu insiden seperti hari Selasa kemarin," ujar Andhika, Jumat (21/3/2025).
Menurutnya, dalam kejadian bursa turun sampai 7% maka akan terjadi panic selling, yang akhirnya investor akan melepas saham yang dipegang meski belum untung.
Bila hal tersebut dibiarkan, maka akan terjadi loss aversion bias. Dalam bias ini investor sangat takut rugi dan akhirnya milih cut loss. Padahal saham yang dipegangnya punya valuasi relatif murah dan bisa meroket pada waktunya.
"Untuk itu, pemilik emiten juga perlu menjaga psikologis market agar tidak terjadi panic selling dan loss aversion bias. Apalagi bila emiten tersebut punya fundamental baik dan punya prospek positif ke depan," ujarnya.
Makna yang kedua, jelas Andhika, adalah ada kecenderungan Eralink memang mengakumulasi saham ERAA dari pasar. Hal ini tercermin Eralink beberapa kali melakukan pembelian yang cukup besar.
Aksi beli sebelumnya dilakukan pada Februari 2025 lalu. Eralink membeli 65,88 juta saham ERAA dengan nilai total Rp23,97 miliar. Pembelian dilakukan pada rentang harga Rp360 sampai Rp364.
"Hal ini memperlihatkan Eralink sebagai pengendali sangat percaya dengan emitennya sendiri. Mereka yakin langkah akumulasi ini akan mendatangkan keuntungan pada masa depan," ujarnya.
Terkait prospek usaha, Andhika menilai saat ini banyak sentimen positif terhadap ERAA. Pertama adalah Apple iPhone 16 series segera dijual di Indonesia, setelah sebelumnya sempat terhambat karena isu Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN). ERAA merupakan salah satu salah satu distributor utama produk Apple di Indonesia.
Sentimen berikutnya adalah ERAA melalui Erajaya Digital telah menjadi mitra eksklusif dari Honor Indonesia, dalam bidang distribusi produk, pengembangan jaringan penjualan, operasional ritel, serta pelaksanaan aktivitas pemasaran lokal di seluruh Indonesia.
Honor merupakan ponsel pintar (smartphone) yang laris manis di pasar global pertumbuhan penjualan lebih dari 50% pada Desember 2024. Khusus untuk pasar Eropa, Honor mencatatkan pertumbuhan penjualan sebesar 77% pada kuartal IV-2024 lalu. Honor telah masuk dalam daftar lima besar produsen smartphone di Eropa dan memberikan persaingan yang ketat kepada para pesaing lainnya.
Selain itu, ada juga sentimen ERAA lain melalui anak PT Sinar Eka Selaras Tbk (ERAL) yang akan segera menjual mobil listrik Xpeng di Indonesia.
ERAL merupakan Agen Pemegang Merek (APM) dari Xpeng, raksasa otomotif yang merilis produk mobil listrik berkualitas tinggi dengan harga kompetitif. Ada dua tipe yang telah diluncurkan di Indonesia yakni seri X9 dan G6.
"Ketiga sentimen ini otomatis akan mendongkrak penjualan, pendapatan hingga ke laba ERAA. Bukan tidak mungkin ERAA akan merasakan windfall profit pada tahun ini," ujarnya.
Ekspansi Erajaya 2025
Dalam catatan Bisnis, ERAA bakal fokus ekspansi toko ritel ke luar Pulau Jawa pada 2025. Corporate Secretary ERAA Amelia Allen mengatakan bahwa perseroan berkomitmen untuk memperluas jangkauan pasar.
"Erajaya mengembangkan jaringan ke luar Pulau Jawa. Langkah ini bertujuan untuk memperluas jangkauan pasar kami dan meningkatkan aksesibilitas produk kepada konsumen di berbagai daerah," katanya kepada Bisnis, Rabu (5/3/2025).
Dia mengatakan bahwa Erajaya Swasembada berkomitmen untuk memperluas jaringan toko ritelnya melalui pembukaan toko-toko baru di lokasi strategis.
Selanjutnya, dia menjelaskan bahwa perseroan memperluas distribusi dengan menampilkan brand-brand yang dinaungi oleh Erajaya, untuk meningkatkan aksesibilitas produk kepada konsumen.
Selain itu, Amelia juga mengungkap bahwa ERAA akan melakukan penambahan merek dan produk ritel baru ke depannya.
"Erajaya akan terus mengeksplorasi merek-merek baru yang sesuai dengan target pasar Indonesia, untuk memperkaya portofolio dan memenuhi kebutuhan konsumen," ucapnya.
-------------------------
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.