Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas melonjak ke rekor tertinggi pada Kamis (20/3/2025) setelah Federal Reserve (The Fed) mengisyaratkan kemungkinan dua kali pemangkasan suku bunga pada 2025.
Proyeksi ini memperkuat daya tarik logam mulia sebagai aset lindung nilai di tengah ketidakpastian geopolitik dan ekonomi global.
Melansir Reuters, harga emas di pasar spot menguat 0,1% ke level US$3.050,94 per troy ounce pada pukul 12.20 WIB, setelah sempat menyentuh level tertinggi sepanjang masa di US$3.057,21.
Sementara itu, harga emas berjangka Comex di AS AS menguat 0,6% ke level US$3.059,50 per troy ounce.
General Manager Heraeus Metals Hong Kong Ltd. Dick Poon mengatakan harga emas terdorong oleh kombinasi ketidakpastian ekonomi, ketegangan geopolitik, pelemahan dolar AS, serta ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh The Fed.
Sejalan dengan ekspektasi pasar, The Fed mempertahankan suku bunga di kisaran 4,25%-4,50% pada pertemuan kebijakan yang berakhir Rabu (19/3). Bank sentral AS ini juga memproyeksikan dua kali pemangkasan suku bunga sebesar masing-masing 0,25% pada 2025.
Baca Juga
Suku bunga yang lebih rendah cenderung meningkatkan daya tarik emas, karena logam mulia ini tidak memberikan imbal hasil seperti obligasi atau instrumen investasi berbunga lainnya.
Ketua The Fed Jerome Powell menilai kebijakan perdagangan Presiden AS Donald Trump, termasuk tarif impor besar-besaran, dapat menekan pertumbuhan ekonomi dan mendorong inflasi dalam jangka pendek. Tarif ini juga memperburuk ketegangan perdagangan global dan berpotensi menghambat ekspansi ekonomi.
Di tengah kondisi tersebut, harga emas terus menanjak sepanjang 2025. Sepanjang tahun ini, emas telah 16 kali mencatat rekor tertinggi, termasuk empat kali menembus level psikologis US$3.000.
Analis valas OCBC Christopher Wong, menyatakan bahwa ketidakpastian ekonomi global semakin memperkuat peran emas sebagai aset safe haven dan lindung nilai terhadap inflasi.
“Kami tetap konstruktif terhadap prospek harga emas,” jelas Wong seperti dilansir Reuters.
Namun, Kepala Pasar Institusional ABC Refinery Nicholas Frappell memperingatkan potensi koreksi harga emas, mengingat kenaikan signifikan dalam beberapa bulan terakhir.
“Namun, sejauh ini koreksi relatif berumur pendek dan disambut dengan baik. Level US$3.090 - US$3.100 mungkin akan menjadi level resisten utama,” pungkasnya.