Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat (AS) ditutup melemah pada perdagangan Selasa (18/3/2025) di tengah kehati-hatian investor menjelang keputusan kebijakan moneter Federal Reserve dan kekhawatiran terkait dampak kebijakan tarif Presiden Donald Trump.
Melansir Reuters, Rabu (19/3/2025), indeks Dow Jones Industrial Average ditutup melemah 260,32 poin atau 0,62% ke 41.581,31. Adapun indeks S&P 500 turun 60,46 poin atau 1,07% ke 5.614,66 dan Nasdaq Composite anjlok 304,55 poin atau 1,71% ke level 17.504,12.
The Fed dijadwalkan mengumumkan keputusan kebijakan terbarunya pada Rabu waktu AS. Pasar memperkirakan bank sentral AS ini akan mempertahankan suku bunga tetap. Selain itu, The Fed juga akan merilis ringkasan proyeksi pertumbuhan ekonomi terbarunya.
Saat ini, pasar memperkirakan pemangkasan suku bunga sebesar 60 basis poin pada tahun ini. Namun, sebagian pejabat The Fed menegaskan bahwa bank sentral tidak akan terburu-buru menurunkan suku bunga dan akan menunggu data ekonomi untuk menilai dampak tarif sebelum mengambil keputusan lebih lanjut.
Analis senior Ingalls & Snyder Tim Ghriskey mengatakan kebijakan tarif Trump menimbulkan ketidakpastian besar dalam hal seberapa luas dampaknya terhadap ekonomi.
Selain itu ketidakpastian juga menyelimuti pelonggaran moneter yang mungkin dilakukan The Fed, serta bagaimana prospek ekonomi secara keseluruhan
Baca Juga
"Ketika ada ketidakpastian dan peluang pertumbuhan terbatas, pasar cenderung diliputi ketakutan,” jelas Ghriskey seperti dikutip Reuters.
Kekhawatiran inflasi semakin meningkat setelah data menunjukkan harga impor AS naik tak terduga pada Februari akibat kenaikan biaya barang konsumsi.
Sebelumnya, indeks saham sempat menunjukkan tanda-tanda stabilisasi setelah mengalami koreksi lebih dari 10% dari level tertingginya baru-baru ini. Saat ini, Dow Jones hanya sekitar 2% dari level koreksi.
Saham berbasis pertumbuhan menjadi yang paling tertekan, dengan indeks pertumbuhan S&P 500 sempat anjlok hingga 2,2%. Sektor layanan komunikasi mencatatkan kinerja terburuk di antara 11 sektor utama S&P dengan penurunan 2,14%.
Sementara itu, Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden AS Donald Trump menyepakati gencatan senjata terbatas selama 30 hari terhadap fasilitas energi di Ukraina, dengan pembicaraan menuju kesepakatan damai yang lebih luas akan segera dimulai.
Terkait saham korporasi, Alphabet melemah 2,2% setelah perusahaan mengumumkan akuisisi Wiz senilai US$32 miliar, yang menjadi transaksi terbesar induk Google ini dalam upayanya memperkuat lini keamanan siber.
Saham Nvidia turun 3,35% meskipun CEO Jensen Huang menegaskan bahwa perusahaannya siap menghadapi perubahan dalam industri kecerdasan buatan (AI), di mana fokus bergeser dari pelatihan model AI ke penerapan dalam skala luas.
Tesla merosot 5,34% setelah RBC memangkas target harga sahamnya dari US$320 menjadi US$120, dengan alasan prospek yang lebih lemah untuk fitur Full Self-Driving dan dominasi pasar robotaxi. Saham Tesla kini telah turun hampir 45% sepanjang tahun ini.
Sejalan dengan sentimen defensif di pasar, investor beralih ke aset safe haven, dengan harga emas mencetak rekor tertinggi setelah melampaui $3.000 per troy ounce pekan lalu.