Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Ditutup Ambrol, Saham BBCA PTRO & GOTO Terjun ke Zona Merah

IHSG ditutup melemah 1,98% atau 131 poin ke level 6.515,63 pada perdagangan Jumat (14/3/2025).
Karyawati melintas di dekat layar pergerakan saham di kantor PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (10/2/2025). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 1,40% atau 94,43 poin ke level 6.648,14 pada perdagangan Senin (10/2/2025). JIBI/Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawati melintas di dekat layar pergerakan saham di kantor PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (10/2/2025). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 1,40% atau 94,43 poin ke level 6.648,14 pada perdagangan Senin (10/2/2025). JIBI/Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 1,98% atau 131 poin ke level 6.515,63 pada perdagangan Jumat (14/3/2025). Saham BBCA, PTRO, hingga GOTO ditutup ambrol ke zona merah.

Berdasarkan data RTI Infokom, sebanyak 205 saham menguat, 384 saham melemah, dan 218 saham stagnan hari ini. Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak pada kisaran 6.514,69-6.653,32. Kapitalisasi pasar tercatat turun menjadi Rp11.264 triliun.

Saham bank PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) menjadi salah satu saham yang turun hari ini, yakni 2,51% ke level Rp8.750. Sebanyak 111 juta saham BBCA diperdagangkan, dengan nilai mencapai Rp981 miliar.

Kemudian saham PT Petrosea Tbk. (PTRO) milik Prajogo Pangestu juga ambrol 3,65% ke level Rp2.900 per saham. Begitu juga dengan saham GOTO yang melemah 1,23% ke level Rp80 per saham.

Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas menjelaskan sentimen bagi IHSG datang dari eksternal dan internal yang membebani perdagangan aset keuangan. 

Pasar khawatir terhadap kondisi kinerja serta realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) hingga akhir bulan lalu yang kurang memuaskan. Hal ini tercermin dari defisit APBN pada Februari 2025 yang mencapai Rp31 triliun akibat penurunan tajam dalam penerimaan pajak. 

Defisit tersebut berpotensi membebani APBN dan membatasi kemampuan pemerintah dalam membiayai program-program strategis. 

Pasar berharap adanya kejelasan dari pemerintah terkait kebijakan fiskal, termasuk penundaan setoran dividen Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ke Lembaga Danantara, sehingga dividen BUMN tetap dapat dialokasikan untuk menopang APBN. 

Sebelumnya, Kementerian Keuangan menyatakan tidak akan menarik dividen BUMN tahun ini, meskipun sebelumnya telah dianggarkan sebesar Rp90 triliun. Dana tersebut akan diserahkan ke Danantara. 

Sementara itu, lembaga pemeringkat global Fitch Ratings menilai bahwa stabilitas ekonomi Indonesia masih bergantung pada kemampuan pemerintah dalam meningkatkan pendapatan negara, mengelola defisit fiskal, dan mempertahankan daya saing ekspor.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper