Bisnis.com, JAKARTA — Harga saham produsen emas di Asia melejit pada hari ini, Jumat (14/3/2025), sejalan dengan penguatan harga logam mulia.
Berdasarkan data Bloomberg, emas spot menyentuh level US$2.993 per ons yang merupakan rekor tertinggi baru. Penguatan itu terjadi karena investor mencari aset logam mulia di tengah memanasnya tensi perang dagang Amerika Serikat yang memantik volatilitas di pasar saham Wall Street.
Selain itu, rilis data inflasi AS yang rendah mendukung ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed sekaligus mendongkrak bullion.
Di bursa Hong Kong, saham Shandong Gold Mining Co. dan Zijin Mining Group Co. melejit lebih dari 5% hingga pukul 13.00 waktu setempat.
Senada, saham Chifeng Jilong Gold Mining Co. yang merupakan perusahaan emas yang tercatat di bursa China melonjak 5,6% dan saham Zhongjin Gold Corp. menguat lebih dari 2%.
Di Australia, saham produsen emas Genesis Minerals Ltd. melejit 8,4% ke level tertinggi sejak 2011. Begitu pula dengan Westgold Resources Ltd. dan Regis Resources Ltd. yang juga naik lebih dari 5%.
Beberapa saham produsen perhiasan China juga terpantau mengalami apresiasi harga pada pekan ini. Bloomberg mencatat Zhejiang Ming Jewelry Co. melonjak 10% dalam 4 hari hingga Jumat (14/3/2025).
Begitu pula dengan saham Chow Tai Fook Jewellery Group. Meski begitu, penguatan saham produsen perhiasan dinilai terbatas karena investor mengantisipasi pelambatan penjualan karena harga emas yang sedang tinggi.
Di Bursa Efek Indonesia, saham PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) menguat 5,65% ke level Rp505 hingga akhir sesi I perdagangan hari ini. Selain itu, saham PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) naik 4,89% ke level Rp1.610 dan saham PT Archi Indonesia Tbk. (ARCI) naik 5,56% ke level Rp266.