Bisnis.com, JAKARTA — PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) mencetak EBITDA yang disesuaikan positif sebesar Rp327 miliar secara aktual, melampaui titik impas perseroan. Capaian ini diperkirakan dapat menjadi angin segar bagi saham-saham teknologi.
Investment Analyst Infovesta Kapital Advisori Ekky Topan menjelaskan pada 2024, GOTO berhasil mencatatkan EBITDA disesuaikan positif sebesar Rp386 miliar secara proforma, yang merupakan perbaikan signifikan dari kerugian Rp3,7 triliun pada tahun sebelumnya.
"Pendapatan bersih GOTO juga meningkat 7,5% year-on-year menjadi Rp15,89 triliun. Keberhasilan ini menunjukkan efektivitas strategi efisiensi biaya dan peningkatan pendapatan," ujar Ekky, Kamis (13/3/2025).
Dia menjelaskan hal yang mendorong kinerja GOTO adalah segmen layanan keuangan GOTO, termasuk GoPay dan layanan pinjaman, yang tumbuh 70% pada tahun 2024 dan diperkirakan akan terus berkembang pada 2025. Pertumbuhan ini menurutnya dapat menjadi pendorong utama profitabilitas perusahaan.
Selain itu, katanya, upaya berkelanjutan dalam mengelola biaya operasional dan meningkatkan efisiensi dapat memperkuat margin keuntungan GOTO.
Ekky juga menilai pencapaian positif pada EBITDA GOTO ini dapat memberikan sentimen positif bagi emiten teknologi lain dalam indeks IDX Techno.
"Hal ini menunjukkan perusahaan teknologi di Indonesia memiliki potensi untuk mencapai profitabilitas melalui strategi yang tepat, jadi bisa meningkatkan kepercayaan diri investor dalam berinvestasi di sektor teknologi," tuturnya.
Sebagai informasi, pergerakan indeks sektoral teknologi atau IDX Technology tercatat telah menguat 122,49% sejak awal tahun hingga hari ini atau year to date.
Sejumlah saham yang menjadi pendorong pergerakan indeks ini adalah saham PT DCI Indonesia Tbk. (DCII) yang telah menguat 437,12% dan merupakan saham termahal di Bursa dengan harga Rp226.150 per saham.
Kemudian saham PT Multipolar Technology Tbk. (MLPT) yang telah menguat 131,22% ke level Rp42.775 per saham, dan saham GOTO yang menguat 15,71% ke level Rp81 per saham.