Bisnis.com, JAKARTA — PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk. (SSMS) membukukan penurunan pendapatan sepanjang Januari-Desember 2024. Meski begitu, laba berish emiten perkebunan sawit itu meningkat 59,99% menjadi Rp819,53 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan per 31 Desember 2024, emiten berkode SSMS ini mencatatkan penjualan sebesar Rp10,52 triliun atau turun 1,7% dari periode yang sama atau year-on-year (yoy). Pada tahun 2023, SSMS membukukan penjualan sebesar Rp10,70 triliun.
Penjualan SSMS terdiri dari penjualan kepada pihak berelasi dan pihak ketiga untuk minyak kelapa sawit, inti sawit, dan tandan buah segar.
Secara rinci, penjualan kepada pihak berelasi untuk minyak kelapa sawit tercatat sebesar Rp2,78 triliun, palm olein Rp2,75 triliun, tandan buah segar Rp411,70 miliar, asam lemak distilat Rp207,17 miliar hingga inti sawit Rp10,85 miliar.
Sementara dari penjualan pihak ketiga untuk palm olein mencapai Rp1,48 triliun, palm stearin Rp861,48 miliar, minyak sawit inti sawit Rp775,36 miliar, minyak kelapa sawit Rp704,26 miliar hingga tandan buah segar senilai Rp154,85 miliar.
Seiring turunnya pendapatan, beban pokok penjualan SSMS juga tercatat turun 8,38% dari Rp7,90 triliun menjadi Rp7,24 triliun pada 2024. Meski demikian, perseroan masih mampu mencatatkan kenaikan laba kotor sebesar 17,17% menjadi Rp3,27 triliun dari Rp2,79 triliun pada 2023.
Baca Juga
Setelah dikurangi berbagai beban yang dapat diefisienkan, SSMS mencatatkan laba tahun berjalan yang dapat didistribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp819,53 miliar. Laba bersih tersebut naik 59,99% dibandingkan torehan 2023 senilai Rp512,25 miliar.
Adapun, sepanjang 2024 jumlah aset SSMS tercatat turun tipis 0,39% YoY dari Rp11,81 triliun di akhir tahun 2023 menjadi Rp11,76 triliun pada akhir 2024.
Di sisi lain, jumlah liabilitas juga turun 9,64% dari Rp9,82 triliun pada 31 Desember 2023 menjadi Rp8,87 triliun pada akhir Desember 2024. Kemudian untuk kas dan setara kas akhir periode terjadi penurunan dari Rp1,23 triliun menjadi Rp1,18 triliun.
________
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.