Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bursa Asia Diproyeksi Fluktuatif di Tengah Sinyal Pelonggaran Tarif ke Kanada & Meksiko,

Bursa Asia diprediksi fluktuatif setelah Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick mengisyaratkan kemungkinan pencabutan sebagian tarif ke Meksiko & Kanada.
Papan informasi saham Stock Exchange of Thailand (SET) yang ditampilkan di bangkok, Thailand pada Senin (26/10/2020). / Bloomberg-Taylor Weidman
Papan informasi saham Stock Exchange of Thailand (SET) yang ditampilkan di bangkok, Thailand pada Senin (26/10/2020). / Bloomberg-Taylor Weidman

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Asia diprediksi fluktuatif pada perdagangan Rabu (5/3/2025).sesi perdagangan yang bergejolak setelah Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick mengisyaratkan kemungkinan pencabutan sebagian tarif yang sempat memicu aksi jual global.

Melansir Bloomberg, kontrak berjangka menunjukkan potensi pelemahan di bursa saham Australia dan Jepang, sementara bursa Hong Kong berpeluang menguat, menyusul gejolak di pasar global.

S&P 500 merosot 1,2%, tetapi saham AS sempat menguat di sesi perdagangan setelah jam reguler usai Lutnick memberi sinyal adanya kompromi tarif dengan Kanada dan Meksiko.

Pernyataan ini muncul hanya beberapa jam setelah AS menerapkan serangkaian tarif baru sebesar 25% terhadap barang dari kedua negara serta tarif tambahan 10% untuk China.

Selasa menjadi hari penuh gejolak bagi pasar global, dengan pergerakan liar di tengah ketidakpastian kebijakan perdagangan Trump. Saham AS mengalami fluktuasi ekstrem dengan anjlok, rebound, lalu kembali turun di akhir sesi.

Situasi ini terjadi menjelang pidato Trump di Kongres, yang menandai babak baru dalam perubahan kebijakan ekonomi dan diplomasi AS.

Indeks S&P 500 turun 1,2%, sementara indeks saham China yang terdaftar di AS naik 2% karena respons Beijing terhadap tarif masih cenderung tenang. Imbal hasil obligasi AS 10 tahun melonjak sembilan basis poin ke 4,24%, sementara indeks dolar melemah 0,6%.

Dalam wawancara dengan Fox Business, Lutnick mengungkapkan bahwa AS bisa segera mengumumkan peta jalan untuk pelonggaran tarif terhadap barang Meksiko dan Kanada yang masuk dalam perjanjian perdagangan bebas Amerika Utara.

Ia menegaskan bahwa tarif kemungkinan akan berada di titik tengah, dengan Trump bergerak mendekati Kanada dan Meksiko, tetapi tidak sepenuhnya dibatalkan.

Di Wall Street, investor mulai mempertanyakan apakah ada yang disebut “Trump Put”—yakni kebijakan di mana Trump menggunakan pasar saham sebagai tolok ukur kebijakan ekonominya.

Selama ini, asumsi yang berkembang adalah bahwa Trump akan merespons gejolak pasar dengan menyesuaikan kebijakan. Namun, dengan anjloknya saham, muncul pertanyaan tentang sejauh mana Trump siap menoleransi tekanan pasar sebelum mengubah arah kebijakan.

Tom Essaye dari The Sevens Report mengatakan sejarah menunjukkan bahwa jika S&P 500 turun sekitar 10%, Trump kemungkinan akan melakukan manuver untuk mengendalikan pelemahan di pasar saham.

Clark Geranen dari CalBay Investments memperingatkan bahwa investor sebaiknya tidak mengambil keputusan investasi drastis berdasarkan berita tarif semata. Ia melihat kebijakan tarif ini lebih sebagai strategi negosiasi daripada awal dari perang dagang panjang dan berlarut-larut.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper