Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Usai Prabowo Luncurkan Danantara, Apa Kabar INA Besutan Jokowi?

Indonesia Investment Authority (INA) merupakan lembaga pengelola dana kekayaan negara yang dibentuk oleh Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi).
Dany Saputra,Annisa Sulistyo Rini
Rabu, 5 Maret 2025 | 16:48
Indonesia Investment Authority (INA)/ina.go.id
Indonesia Investment Authority (INA)/ina.go.id

Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Prabowo Subianto telah resmi meluncurkan Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara pada Senin (24/2/2025).

Danantara menjadi super holding untuk Badan Usaha Milik Negara alias BUMN, yang akan mengelola aset senilai US$900 miliar. Selain itu, Danantara akan mengambil peran pemerintah dalam pengelolaan dividen BUMN.

Kendati demikian, posisi Danantara berpotensi saling bersilangan dengan Indonesia Investment Authority alias INA. INA juga merupakan pengelola dana kekayaan negara. Lembaga ini juga dibentuk untuk pengelolaan investasi.

Hanya saja fokusnya bukan ke BUMN, tetapi untuk investor dari berbagai kalangan. Modal awal INA senilai US$5 miliar. Salah satunya berasal dari pengalihan saham BUMN senilai US$3 miliar.

CEO Danantara Rosan Perkasa Roeslani sebelumnya menyampaikan bahwa INA yang dibentuk oleh Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) bukan bagian dari lembaga pengelola investasi yang dipimpinnya.

“[INA] identitas tersendiri,” katanya kepada wartawan di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (24/2/2025).

Lalu, bagaimana kondisi INA saat ini? Berikut ulasan kinerja INA berdasarkan laporan keuangan audited pada 2023:

Kinerja INA

Jika menilik laporan keuangan pada 2023, aset dan laba bersih tahun berjalan INA mencatatkan pertumbuhan dibandingkan dengan periode tahun sebelumnya.

Jumlah aset INA tercatat senilai Rp116,87 triliun per akhir 2023, naik 17,04% secara tahunan (year on year/YoY) dari 2022 yang senilai Rp99,85 triliun.

Jumlah aset tersebut didominasi oleh investasi dalam instrument ekuitas, terutama aset keuangan lainnya yang senilai Rp76,65 triliun, dan investasi dalam instrumen utang yang berupa obligasi senilai Rp13,16 triliun.

Dalam penjelasan mengenai aset keuangan lainnya, disebutkan pada 23 Desember 2021, INA menerima tambahan penyetoran modal dari pemerintah dalam bentuk pengalihan saham seri B pada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.

Per 31 Desember 2023, aset keuangan INA yang berupa saham di Bank Mandiri tercatat sebanyak 7,46 miliar saham dengan porsi kepemilikan 8,00% dan BRI sebanyak 5,498 miliar saham dengan persentase kepemilikan 3,63%.

Dari sisi laba bersih tahun berjalan, INA membukukan senilai Rp4,3 triliun. Nilai ini meningkat signifikan sebesar 64,04% YoY dari Rp2,62 triliun pada periode 2022.

Laba pada 2023 tersebut bersumber dari pendapatan setelah dikurangi pajak final, yang senilai Rp5,42 triliun, tumbuh 57,18% YoY. Pendapatan ini disumbang terutama oleh dividen dan bunga.

Jika dirinci, pendapatan dividen INA berasal dari dua bank BUMN, yaitu PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) senilai Rp1,97 triliun dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. sebesar Rp1,58 triliun. Pendapatan dividen dari masing-masing bank itu tumbuh 46,79% YoY dan 65,41% YoY.

Selain dari kedua bank, pada 2022 INA mendapatkan pendapatan dividen dari PT Maleo Investasi Indonesia senilai Rp57,77 miliar. Namun, pada 2023, tidak tercatat adanya pendapatan dividen dari perusahaan tersebut.

Sementara, pendapatan bunga naik 7,49% YoY dari Rp1,20 triliun pada 2022 menjadi Rp1,29 triliun pada 2023. Pendapatan bunga ini utamanya berasal dari Pemerintah Indonesia, BRI, dan PT Bakauheni Terbanggi Besar Toll.

Halaman
  1. 1
  2. 2
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper