Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Waskita Karya (WSKT) Catat Rugi Bersih Rp3 Triliun Sepanjang 2024

Berdasarkan laporan keuangan yang belum diaudit, PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT) mencatat rugi bersih sebesar Rp3 triliun sepanjang tahun lalu.
Manajemen PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT) menggelar paparan publik di Waskita Heritage, Jakarta, Selasa (26/11/2024)/Istimewa
Manajemen PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT) menggelar paparan publik di Waskita Heritage, Jakarta, Selasa (26/11/2024)/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT) mencatat rugi bersih sebesar Rp3 triliun sepanjang 2024. Angka ini lebih rendah dibandingkan dengan kerugian tahun sebelumnya yang mencapai Rp4 triliun.

Direktur Utama Waskita Karya Muhammad Hanugroho mengatakan bahwa angka kerugian tersebut berdasarkan laporan keuangan 2024 yang belum diaudit. 

“Ini berdasarkan [laporan] unaudited untuk pada 2024, kami masih mengalami kerugian sekitar Rp3 triliun,” ungkap Hanugroho dalam rapat dengar pendapat umum (RDPU) dengan Komisi VI DPR di Jakarta, Rabu (5/3/2025).

Berdasarkan data yang dipaparkan, Waskita Karya mengantongi pendapatan sebesar Rp10,6 triliun pada 2024 atau turun dari tahun sebelumnya yang meraih Rp11 triliun.

Adapun dari sisi neraca keuangan, WSKT mencatat total aset sebesar Rp79,1 triliun atau turun sekitar 17,26% year on year (YoY). Liabilitas juga turun 19,15% YoY menjadi Rp70,5 triliun, dengan ekuitas mencapai Rp8,7 triliun atau melemah 33,33% YoY.

Di tengah kinerja keuangan yang masih tertekan, Hanugroho atau akrab disapa Oho menyatakan bahwa industri konstruksi pada tahun ini juga cukup menantang karena adanya penurunan pasar konstruksi imbas program efisiensi pemerintah.

Untuk diketahui, pagu indikatif Kementerian Pekerjaan Umum (PU) Tahun Anggaran 2025 kini ditetapkan sebesar Rp50,48 triliun. Jumlah itu menyusut sekitar Rp60,47 triliun dari pagu awal yang mencapai Rp110,95 triliun.

Dengan situasi tersebut, Oho menyampaikan emiten BUMN karya ini akan berupaya mencari peluang dengan melakukan pergeseran fokus ke departemen atau kementerian lainnya guna memperoleh proyek-proyek baru.

“Di tengah kondisi bahwa adanya program efisiensi industri konstruksi, kami harus pandai-pandai bagaimana kami bisa mencari market baru,” pungkas Oho. 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper