Bisnis.com, JAKARTA – Emiten operator jalan tol pelat merah PT Jasa Marga (Persero) Tbk. (JSMR) memastikan langkah strategis asset recycling akan berlanjut pada 2025.
Direktur Utama Jasa Marga Subakti Syukur mengatakan bahwa upaya tersebut dilakukan untuk meringankan beban yang ditanggung perusahaan.
Berdasarkan Laporan Keuangan konsolidasi 2024, Jasa Marga membukukan beban pokok pendapatan sebesar Rp11,31 triliun. Jumlah tersebut membengkak 26,34% dari periode sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp8,95 triliun.
“Ya, kami rencanakan ada [asset recycling]. Kebetulan ada peminat dan untuk meringankan beban. Pasti kami pertimbangkan karena peminatnya ada,” ujarnya di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa (4/3/2025).
Namun, Subakti tidak menjelaskan siapa peminat serta aset mana yang akan dilego. Dia hanya memastikan nilai aset tersebut tidak akan melampaui mahar 35% saham PT Jasamarga Transjawa Tol (JTT) yang mencapai Rp15,75 triliun.
“Sepertinya tidak ada yang sebesar itu lagi [JTT],” ucapnya.
Baca Juga
Pada akhir tahun lalu, tepatnya 4 Desember 2024, konsorsium Metro Metro Pacific Tollways Corp (MPTC) dan GIC Singapura resmi merampungkan pembelian 35% saham PT JTT, termasuk nilai penerbitan saham baru.
Corporate Secretary & Chief Administration Officer Jasa Marga Ari Wibowo menyatakan bahwa aksi korporasi itu tetap menjadikan perseroan sebagai pengendali utama PT JTT dengan kepemilikan saham sebesar 65%.
Menurutnya, strategi tersebut telah memperkuat kapasitas keuangan JSMR. Hal ini terlihat dari tingkat solvabilitas yang membaik dengan interest bearing debt to total equity (DER) menjadi 1,04x dan interest coverage ratio (ICR) meningkat ke 3,13x.
“Dengan kemampuan perseroan untuk dapat menjaga rasio covenant di tengah kebutuhan ekspansi bisnis dan ditopang ebitda perseroan yang selalu bertumbuh, maka kinerja debt to ebitda menguat dari 6,9x di 2023 menjadi 4,7x pada 2024,” ujar Ari.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.