Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas kembali menguat setelah koreksi tajam pekan lalu, seiring dengan sikap investor yang menganalisis dampak kebijakan ekonomi terbaru Presiden AS Donald Trump yang akan memberlakukan tarif impor terhadap mitra dagang utama.
Melansir Bloomberg, Senin (3/3/2025), harga emas di pasar spot menguat 0,45% ke level US$2.870,77 per troy ounce pada pukul 09.17 WIB. Adapun harga emas berjangka Comex kontrak April 2025 melonjak 1,25% ke US$2.883,7 per troy ounce.
Harga emas diperdagangkan di sekitar $2.870 setelah mengalami penurunan mingguan pertama tahun ini akibat aksi ambil untung menyusul reli yang mencetak rekor baru.
Trump bersiap memberlakukan tarif 25% terhadap Kanada dan Meksiko dalam waktu dekat, serta berencana menggandakan tarif impor untuk China. Kebijakan ini meningkatkan kekhawatiran akan perlambatan ekonomi yang semakin dalam, yang pada akhirnya memperkuat posisi emas sebagai aset safe haven.
Meningkatnya kecemasan terhadap kondisi ekonomi global juga mendorong ekspektasi bahwa Federal Reserve akan memangkas suku bunga. Hal ini akan memperkuat daya tarik emas sebagai aset lindung nilai terhadap ketidakpastian pasar.
Namun, investor tetap waspada terhadap tekanan inflasi, karena tarif baru yang diusulkan Trump berisiko memperburuk kenaikan harga, sehingga turut mendorong dolar AS menguat pekan lalu.
Baca Juga
Penguatan dolar AS dapat membatasi kenaikan harga emas karena logam mulia ini dihargai dalam greenback, sehingga menjadi lebih mahal bagi investor luar negeri.
Data ekonomi terbaru AS juga memunculkan kekhawatiran akan potensi stagflasi—kondisi di mana pertumbuhan ekonomi lesu tetapi inflasi tetap tinggi. Jika tren ini berlanjut, emas berpotensi semakin diminati sebagai aset perlindungan nilai.