Bisnis.com, JAKARTA - Bursa Asia diprediksi melemah pada Jumat (28/2/2025) menyusul aksi jual besar-besaran di Wall Street karena para pedagang bergulat dengan hasil Nvidia Corp yang mengecewakan, rincian lebih lanjut AS tentang tarif dan data ekonomi yang beragam.
Berdasarkan data Bloomberg, kontrak berjangka indeks saham untuk Jepang dan Australia turun, dengan kontrak Tokyo turun lebih dari 1%.
Indeks S&P 500 turun 1,6% pada hari Kamis, menghapus keuntungannya untuk tahun ini, sementara Nasdaq 100 turun 2,8%, karena saham teknologi membebani patokan AS. Saham Nvidia turun 8,5% sebagai tanda hasil pendapatannya mengecewakan.
Indeks dolar AS naik 0,6%, menjadi kenaikan terbaiknya dalam dua bulan, karena mata uang menguat terhadap semua mata uang Grup 10. Yen stabil pada hari Jumat setelah melemah terhadap greenback pada sesi sebelumnya.
Kenaikan dolar AS mengikuti pernyataan Trump yang menyatakan bahwa tarif 25% untuk Kanada dan Meksiko akan mulai berlaku mulai 4 Maret, sementara impor China akan menghadapi pungutan lebih lanjut sebesar 10%.
Para ekonom mengatakan tarif untuk tiga penjual terbesar di AS dapat merugikan pertumbuhan domestik, memperburuk inflasi, dan mungkin memicu resesi di Meksiko dan Kanada. Jika tidak ada penangguhan pada menit-menit terakhir, tindakan tersebut akan menyebabkan pajak meningkat pada impor senilai lebih dari US$1 triliun.
Baca Juga
Perekonomian AS maju dengan kecepatan yang sehat dan inflasi lebih keras kepala daripada yang diperkirakan pada akhir tahun 2024. Produk domestik bruto meningkat pada kecepatan tahunan 2,3% yang tidak direvisi pada kuartal keempat. Mesin pertumbuhan utama — belanja konsumen — maju pada kecepatan 4,2%.
“Investor menginginkan suku bunga yang lebih rendah dari Fed, tetapi mereka tidak ingin mencapainya dengan melihat kemerosotan yang nyata dalam ekonomi yang mendasarinya. Paling tidak, jika ekonomi akan melambat, investor juga ingin melihat inflasi melambat," kata Bret Kenwell di eToro.
Pada pasar Asia, pejabat India tengah menjajaki cara untuk menurunkan tarif pada berbagai macam impor, termasuk mobil dan bahan kimia, dalam upaya untuk menghindari pungutan timbal balik yang diancamkan Trump.
Usulan tersebut akan jauh lebih luas daripada pengurangan tarif sebelumnya, seperti pada sepeda motor kelas atas dan wiski bourbon.
Para investor akan mencermati beberapa Kumpulandata yang akan dirilis, yakni inflasi Tokyo, produksi industri untuk Jepang, angka produk domestik bruto kuartal keempat untuk India, dan perdagangan untuk Sri Lanka.
Pada perkembangan lain, Gubernur Bank of Japan Kazuo Ueda menegaskan kembali sikap bank sentral untuk melakukan intervensi di pasar utang dalam kasus luar biasa kenaikan cepat dalam imbal hasil obligasi. Ueda berbicara pada pertemuan para pembuat kebijakan ekonomi minggu ini di Cape Town.