Bisnis.com, JAKARTA — PT Astra International Tbk. (ASII) telah membukukan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp34,05 triliun sepanjang 2024. Astra pun akan mengusulkan dividen final tahun buku 2024 sebesar Rp308 per saham.
Berdasarkan laporan keuangan, laba bersih ASII tumbuh tipis 0,62% secara tahunan (year on year/yoy) menjadi Rp34,05 triliun, dibandingkan 2023 sebesar Rp33,83 triliun.
“Grup mencatatkan laba bersih yang solid pada 2024, dengan resiliensi kinerja dari portofolio yang terdiversifikasi, meskipun sentimen konsumen di Indonesia melemah," kata Djony Bunarto Tjondro, Presiden Direktur ASII dalam keterangan tertulis pada Kamis (27/2/2025).
Adapun, seiring dengan raupan laba bersih itu, Astra akan mengusulkan dividen final tahun buku 2024 sebesar Rp308 per saham dalam rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) pada Mei 2025. Dividen final yang akan diusulkan tersebut, ditambah dengan dividen interim sebesar Rp98 per saham.
Dengan begitu total dividen yang diusulkan untuk tahun buku 2024 menjadi Rp406 per saham. Total tebaran dividen per saham Astra tahun buku 2024 itu lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya atau tahun buku 2023, Rp519 per saham.
Sementara rasio tebaran dividen Astra mencapai 48%. Rasio pembayaran dividen ini dinilai mencerminkan kembalinya persentase rasio pembayaran dividen ke tingkat yang konsisten dengan rasio sebelum distribusi dividen yang lebih tinggi pada 2022 dan 2023.
Baca Juga
Raupan laba Astra pada 2024 itu didorong oleh pendapatan bersih yang naik 4,53% yoy menjadi Rp330,92 triliun pada 2024, dibandingkan 2023 sebesar Rp316,56 triliun.
Pendapatan ASII terbesar berasal dari segmen usaha alat berat, pertambangan, konstruksi dan energi sebesar Rp134,42 triliun. Kemudian, segmen usaha otomotif menyumbang Rp133,05 triliun.
Lalu, segmen usaha jasa keuangan menyumbang pendapatan Rp33,1 triliun, agribisnis Rp21,81 triliun, infrastruktur dan logistik Rp8,33 triliun, teknologi informasi Rp2,81 triliun, serta properti Rp1,37 triliun.
Adapun, ASII membukukan beban pokok pendapatan sebesar Rp257,36 triliun per 2024, naik dari 2023 sebesar Rp243,25 triliun.
Alhasil, laba bruto ASII naik tipis 0,33% yoy menjadi Rp73,55 triliun pada 2024, dibandingkan Rp73,31 triliun pada 2023.
__________
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.