Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasar Cermati Risalah FOMC, Indeks S&P 500 Kembali Cetak Rekor Tertinggi

Ketiga indeks utama Wall Street ditutup menguat, dengan indeks S&P 500 mencetak rekor penutupan tertinggi kedua beruntun.
Informasi pasar saham di Nasdaq MarketSite di New York, AS, Senin, 5 Agustus 2024. Aksi jual pasar global semakin dalam karena kekhawatiran terhadap resesi ekonomi AS semakin meningkat./Bloomberg-Michael Nagle
Informasi pasar saham di Nasdaq MarketSite di New York, AS, Senin, 5 Agustus 2024. Aksi jual pasar global semakin dalam karena kekhawatiran terhadap resesi ekonomi AS semakin meningkat./Bloomberg-Michael Nagle

Bisnis.com, JAKARTA – Wall Street mengakhiri perdagangan Rabu (19/2/2025) dengan penguatan, sementara indeks S&P 500 mencetak rekor penutupan tertinggi kedua beruntun. Investor mencermati risalah rapat The Fed bulan lalu dan menganalisis strategi tarif terbaru dari Presiden AS Donald Trump.

Melansir Reuters, Kamis (20/2/2025), ketiga indeks utama ditutup menguat. Indeks Dow Jones naik 71,25 poin (0,16%) ke 44.627,59, sedangkan S&P 500 menguat 14,57 poin (0,24%) ke 6.144,15, dan Nasdaq Composite (.IXIC) menguat 14,99 poin (0,07%) ke 20.056,25.

Dalam rapat kebijakan Januari, The Fed mempertahankan suku bunga, sementara risalah pertemuan mengungkap kegelisahan pejabat bank sentral terhadap inflasi yang masih tinggi serta potensi dampak kebijakan perdagangan Trump terhadap stabilitas harga.

Analis pasar senior Murphy & Sylvest Paul Nolte mengatakan ada indikasi dalam risalah pertemuan bahwa perlambatan ekonomi mungkin di depan mata.

"Ini memunculkan spekulasi bahwa The Fed bisa mempertimbangkan pemangkasan suku bunga—meskipun belum ada keputusan pasti,” ungkap Nolte.

Menurutnya, The Fed memilih menunggu kepastian lebih lanjut mengenai dampak tarif sebelum bertindak lebih jauh.

Trump pada Selasa mengumumkan rencana tarif 25% untuk kendaraan, semikonduktor, dan farmasi—langkah terbaru dalam kebijakan dagang yang memicu kekhawatiran akan perang dagang global.

"Pasar mulai melihat ini lebih sebagai taktik negosiasi dibanding ancaman nyata," ujar Nolte.

Di sektor properti, Departemen Perdagangan AS melaporkan pembangunan perumahan anjlok 9,8% pada Januari akibat lemahnya permintaan, tingginya suku bunga KPR, dan cuaca dingin ekstrem. Hal ini menekan saham sektor perumahan yang turun 1,5%.

Sektor kesehatan memimpin kenaikan di S&P 500, sementara sektor material dan keuangan melemah.

Dengan musim laporan keuangan kuartal keempat yang hampir rampung, 74% perusahaan dalam S&P 500 telah mencatat kinerja di atas ekspektasi. Proyeksi pertumbuhan laba tahunan kini mencapai 15,3%, jauh di atas estimasi awal 9,6%, menurut data LSEG.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper